Proyeksi ekonomi dunia untuk 2019 telah dipangkas 0.3% menjadi hanya 2,6% (Worldbank) atau 3,3% (IMF). Perang tarif akan melemahkan pertumbuhan hingga 0,5% tahun 2020, dan menyebabkan volume perdagangan dunia merosot sebesar 455 milyar dollar Amerika - dengan pertumbuhan hanya mencapai 2,6% (terlemah sejak krisis Keuangan global 2008).
Dalam suasana resiko global yang meningkat, pertemuan G20 Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dilakukan di Fukuoka Jepang. Diharapkan tensi global dapat menurun melalui pembahasan resiko kondisi ekonomi global dan pentingnya menjaga dan memperkuat kerjasama internasional. Meski perbedaan masih sangat tajam.
G20 diawali dengan simposium tentang International Taxation, dimana Menkeu Indonesia bersama Menkeu Jepang, RRT, Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat menjadi pembicara utama. Digitalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi informasi mengubah model bisnis dimana kehadiran secara fisik tidak penting. Hal ini melemahkan prinsip “Permanent Establishment” yang menjadi dasar sistem perpajakan internasional. Diperlukan sistem perpajakan internasional baru agar mampu menjamin pemajakan yang adil antar negara di era digitalisasi. Inggris, Australia, Perancis telah melakukan perpajakan untuk ekonomi digital termasuk penggunaan big data. India menerapkan pungutan untuk equalisasi.
Baca Juga : Pengusaha Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global