Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Harga Bawang di Pasar Induk Kramat Jati Mulai Normal

Koran SINDO , Jurnalis-Rabu, 12 Juni 2019 |11:06 WIB
Harga Bawang di Pasar Induk Kramat Jati Mulai Normal
Bawang merah (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Harga bawang merah sempat naik pada hari H Lebaran hingga H+3 Lebaran. Penyebabnya karena para pedagang mayoritas masih mudik di kampung halaman sehingga aktivitas pasar menjadi sepi. Pasokan terakhir masuk pasar rata-rata H-2 Lebaran akibat pembatasan ekspedisi.

Pasokan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati yang biasanya di atas 90 ton per hari berkurang drastis hanya menjadi 20-30 ton pada libur Lebaran. Namun, memasuki H+5 Lebaran, pasokan bawang merah kembali normal diikuti dengan turunnya harga.

Baca Juga: Disuntik 8 Ton, Harga Bawang Putih di Malang Turun Jadi Rp40.000/Kg

Harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati langsung turun Rp5.000 per kilogram (kg) dalam waktu sehari dan terus menurun ke level normal, yaitu Rp20.000 hingga Rp25.000 per kg untuk kualitas super.

Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) M Ichwan memastikan pasokan bawang merah seusai libur Lebaran ini berangsur normal. Bahkan, dia memastikan pasokan bulan Juni hingga Agustus 2019 nanti aman.

“Kemarin itu harga sempat naik sebentar karena pedagang grosirnya memang lagi pada libur. Petani juga banyak yang libur cabut panen. Sekarang sudah mulai normal kembali,” katanya.

Sepekan Terakhir Harga Bawang Merah di Tingkat Petani Anjlok 

Bulan Juli hingga Agustus akan banyak panen di sentra-sentra produksi, seperti Brebes, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Kendal, dan Pemalang. Bulan Juli penyinaran matahari berlangsung sempurna sehingga kualitas panenan bawang merah biasanya bagus dan bisa disimpan lebih lama. “Kalau kualitas barangnya bagus, harga biasanya stabil,” ujarnya.

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Ditjen Horti kultura Kementerian Pertanian (Kementan) Moh Ismail Wahab akan mengevaluasi kembali pola pergerakan pasokan dan harga sayuran, termasuk bawang merah menjelang saat hingga pascalibur Lebaran dan hari besar keagamaan lainnya. “Waktu satu minggu biasanya menjadi titik kritis yang justru perlu diwaspadai,” ujar Ismail.

(Sudarsono)

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement