Mengenai pertemunnya yang mengundang swasta lebih dahulu, Presiden Jokowi menjelaskan, karena pemerintah ingin lima tahun ke depan ini menjadi sebuah prioritas dunia usaha, sehingga jangan sampai investasi, ekspor yang kalah dengan Singapura, kalah sudah lama dengan Malaysia, dengan Thailand, kalah dengan Filipina, terakhir kalah lagi dengan Vietnam.
“Jangan sampai, saya sering saya sampaikan di mana-mana, kalah nanti juga dengan Kamboja, kalah dengan Laos. Enggaklah, kita ini negara besar yang memiliki kekuatan sumber daya alam, memiliki kekuatan sumber daya manusia yang saya kira ini menjadi sebuah modal besar ke depan,” tegas Presiden.
Baca Juga: Jokowi ke Kadin dan Hipmi: Manfaatkan Perang Dagang
Meskipun sudah bertahun-tahun enggak bisa menyelesaikan yang namanya defisit neraca perdagangan, defisit transaksi berjalan, namun Presiden Jokowi meyakini, sebetulnya sesuatu kalau bisa bekerja sama dengan baik, pemerintah dan dunia usaha ini bukan barang yang sulit sebetulnya. Tetapi diakui Presiden, memang ada regulasi, ada undang-undang atau beberapa undang-undang yang memang harus kita revisi.
Tampak hadir dalam kesempatan itu antara lain Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung, Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Staf Khusus Presiden bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustik, pengusaha Erick Thohir, Ketua Apindo Haryadi Sukamdani, dan Ketua Hippindo Budihardjo Iduansyah.
(Dani Jumadil Akhir)