JAKARTA - Diskon tarif ojek online (Ojol) bisa menjadi bom waktu bagi keberlangsungan usaha transportasi online. Pasalnya, tarif diskon ini sebagai strategi perusahaan untuk saling adu kuat menguasai pasar di Indonesia.
Pengamat Kebijakan Publik Universitas indonesia (UI) Harryadin Mahardika mengatakan, hilangnya persaingan akibat monopoli pelaku usaha di industri transponasi online akan langsung memperlemah posisi tawar mitranya dan konsumen.
Strategi pelaku usaha dalam menjual produk dengan harga sangat rendah atau predatory pricing diduga terjadi di industri transportasi online. Mereka menggunakan predatory promotion dan deep untuk menarik perhatian masyarakat.
Baca Juga: Perang Diskon, Go-Jek atau Grab yang Lebih Dulu Bangkrut?
Di Singapura, Uber menjadi contoh dari tidak sehatnya persaingan pelaku usaha transportasi online. Uber kalah saing dengan Grab.