Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ekspor RI Meningkat 12,42% Setara USD14,74 Miliar

Yohana Artha Uly , Jurnalis-Senin, 24 Juni 2019 |11:34 WIB
Ekspor RI Meningkat 12,42% Setara USD14,74 Miliar
Ilustrasi Pelabuhan (Foto: Pelindo I)
A
A
A

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Indonesia pada Mei 2019 mencapai USD14,74 miliar. Realisasi ini mengalami peningkatan 12,42% dari bulan April 2019 yang sebesar USD13,11 miliar.

Namun, bila dibandingkan dengan laju ekspor pada Mei 2018 yang mencapai USD16,20 miliar, tercatat terjadi penurunan sebesar 8,99%.

"Pada Mei 2019 memang terjadi peningkatan ekspor pada migas maupun non migas," ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam konferensi pers di Gedung Pusat BPS, Jakarta, Senin (24/6/2019).

Baca Juga: Atasi Defisit Neraca Dagang? Begini Caranya

Dia menjelaskan, laju ekspor komoditas migas tercatat naik signifikan yakni 50,19%. Di mana menjadi USD1,11 miliar pada Mei 2019 dari USD70 juta di April 2019.

Kemudian pada komoditas non migas terjadi peningkatan sebesar 10,16%. Di mana menjadi USD13,63 miliar di Mei 2019 dari sebelumnya USD12,37 miliar di April 2019.

Secara rinci, komoditas non migas yang mengalami peningkatan ekspor tertinggi yakni lemak dan hewan/nabati sebesar USD178 juta, perhiasan/permata USD129,6 juta, bahan bakar mineral USD112 juta, kendaraan dan bagiannya USD97,8 juta, serta mesin/peralatan listrik USD97,2 juta.

Baca Juga: Neraca Perdagangan Diproyeksi Masih Defisit hingga USD1,2 Miliar

Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan ekspor terendah yakni bijih, kerak, dan abu logam sebesar USD131,1 juta, bubur kayu/pulp USD41,4 juta, berbagai produk kimia USD33,4 juta, lokomotif dan peralatan kereta api USD7,7 juta, dan kapal laut USD6,7 juta.

Adapun secara sepanjang Januari-Mei 2019 kinerja ekspor Indonesia tercatat mencapai USD68,46 miliar. Realisasi ini lebih rendah 8,61% dari periode Januari-Mei 2018 yang sebesar USD74,91 miliar.

"Upaya menggenjot ekspor ini memang dihadapkan tantangan. Banyak negara tujuan alami perlambatan ekonomi, misalnya seperti China alami perlambatan ekonomi di kuartal I 2019, harga komoditas juga masih fluktuatif. Di dalam negeri juga ada kendala yang memang perlu dipecahkan," tutupnya.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement