Defisit migas terdiri dari nilai minyak mentah yang mengalami defisit USD477,5 juta dan hasil minyak defisit USD1,12 miliar. Namun pada gas tercatat surplus USD621,9 juta.
Adapun secara sepanjang Januari-Mei 2019 kinerja neraca perdagangan Indonesia tercatat defisit sebesar USD2,14 miliar. Realisasi ini lebih baik dari periode Januari-Mei 2018 yang defisit sebesar USD2,87 miliar.
"Realisasi ini juga dipengaruhi kondisi perekonomian global yang saat ini sedang tidak mudah. Negara tujuan ekspor kita mengalami perlambatan, harga komoditas kita juga berfluktuatif," katanya.
Adapun secara rinci, sepanjang Januari-Mei 2019 kinerja impor Indonesia tercatat mencapai USD70,60 miliar, turun 9,23% dari periode Januari-Mei 2018. Begitupula dengan ekspor yang tercatat mencapai USD68,46 miliar atau turun 8,61% dari Januari-Mei 2018.
"Posisi surplus bulan Mei 2019 memang bukan hal yang ideal, karena seharusnya (sepanjang Januari-Mei 2019) ekspor meningkat dan impor turun, maka surplus. Sedangkan ini keduanya turun namun surplus. Tetapi setidaknya realiasai bulan ini lebih baik karena tidak defisit," jelas dia.
(Feby Novalius)