Bukan karena Belanja Online
Aprindo menilai penutupan gerai ritel modern Giant yang dimiliki oleh PT Hero Supermarket Tbk tidak berkaitan dengan maraknya tran aksi perdagangan secara daring lewat internet. Pasalnya, menurut data Aprindo, transaksi belanja online masih di bawah 10% dari total transaksi offline.
“Penutupan gerai ini tidak ada kaitannya dengan tran sak - si ‘online’ yang masih di bawah 10% dari total transaksi ‘offline’ melalui toko fisik,” ujar Ketua Umum Aprindo Roy N Mandey.
Aprindo menduga saat ini gerai ritel dengan luasan medium yang memiliki area 2.000-2.500 meter persegi lebih populer dibanding supermarket yang tergolong “largest size area” dengan luas 5.000 meter persegi ke atas.
“Kemungkinan membuka area yang lebih kecil ini sebagai dampak perubahan perilaku belanja konsumen di In onesia. Ukuran 2.000-2.500 m2 menjadi cukup populer saat ini,” katanya.
Roy menambahkan, strategi agar para ritel modern lain da pat bertahan yakni menambahkan fungsi ritel agar tidak sekadar menjadi pusat belanja, tetapi juga wahana bermain anak-anak, restoran, kafe, dan bioskop. Dia juga berharap agar para ritel menerapkan “omni channel”, yakni memberikan akses belanja dengan menggunakan berbagai channel sekaligus baik online maupun offline .
Sementara itu, ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira mengatakan tutupnya sejumlah gerai ritel di patut diduga karena ketatnya kompetisi di bisnis ritel saat ini. Di sisi lain, konsumsi rumah tangga kata saat ini memang sedang melambat. Seharusnya, kata dia, banyak konsep atau inovasi yang ditawarkan oleh sektor ritel sehingga bisa lebih bersaing
“Kalau saya melihat ini indikasi persaingan ritel sangat kuat. Dan ini banyak konsep lebih baru yang ditawarkan dan pilihan lokasinya juga harusnya bisa lebih pas dengan menyasar pertumbuhan daerah baru,” ujar dia.
Selain itu, inovasi juga diperlukan karena saat ini ritel besar si negara maju telah memadukan offline dan online. Bhima menyarankan,pelaku usaha ritel agar lebih selektif memilih rencana bisnis di tengah mahalnya biaya sewa tempat, sumber daya manusia, dan biaya operasional lainnya. “Jadi harus ada inovasi dari sisi online maupun offline ,” ungkapnya
(Feby Novalius)