Sementara itu, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal mengatakan, tingkat konsumsi belanja masyarakat Indonesia sebenarnya berada dalam kondisi stabil jika dibandingkan tahunlalu. DiamenilaiGiantyang dioperasikan Hero ter lambat mengantisipasi perubahan pola belanja dan konsumsi masyarakat melalui ritel.
“Konsumsi masyarakat sebenarnya tidak ada perubahan sepanjang tahun ini jika dibanding tahun lalu. Jadi, sebenarnya untuk peritel besar macam Hero atau Giant ini ada salah strategi dalam mengikuti pola belanja masyarakat kita saat ini,” ucapnya.
Dia menilai Hero harus segera mengubah strateginya, apalagi melihat menjamurnya minimart baik di perkotaan maupun di pelosok banyak mengambil pasar peritel besar. “Bukan hanya mengambil pasar peritel besar, bahkan pasar tradisional pun terancam karena menjamurnya minimart-minimart ini, dan itu memang menjawab kebutuhan belanja masyarakat saat ini yang dekat dengan rumah atau lokasinya strategis di berbagai tempat,” ucapnya.
Dia menambahkan, jika ada perubahan dari peritel besar mengacu pada pola konsumsi masyarakat saat ini, ceruk pasar untuk peritel masih besar untuk bisa bertahan bahkan mengambil keuntungan.
Sebelumnya Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Roy N Mandey mengatakan, saat ini telah terjadi perubahan perilaku konsumen dari yang biasanya memasak di rumah dan berbelanja bahan pangan di supermarket, kini mereka lebih memilih untuk berkuliner.
"Adanya penurunan transaksi pangan, baik makanan dan minuman, akibat ber ge ser - nya perilaku konsumen. Konsumen lebih memilih kuliner di luar rumah sebagai gaya hidup masyarakat global," kata Roy.
(Feby Novalius)