Anton menegaskan, momentum ini didukung oleh kenaikan peringkat Indonesia dan banyaknya obligasi yang jatuh tempo, sehingga menambah demand. Selain itu, dikombinasikan dengan posisi keuangan perseroan yang sehat dan atraktif.
"WSBP melakukan penerbitan obligasi dengan beberapa faktor pendorong. Pertama, obligasi menjadi alternatif pendanaan lain dari perbankan yang selama ini digunakan oleh perusahaan. Kedua, sesuai dengan kebutuhan investasi jangka menengah-panjang perusahaan. Ketiga, memiliki jatuh tempo yang lebih panjang," tutur dia.
Obligasi WSBP mendapat peringkat BBB+ dari Fitch Rating atau termasuk dalam investment grade. Ini menunjukkan bahwa perseroan dianggap memiliki kemampuan yang cukup dalam melunasi utangnya, sehingga investor dapat berinvestasi secara aman. Selain itu, jaminan obligasi perseroan berbentuk tanpa jaminan khusus (clean basis).
"Adapun obligasi berkelanjutan tahap selanjutnya sebesar Rp 1,5 triliun akan dilakukan paling cepat pada kuartal III-2019. Surat utang tersebut juga merupakan bagian dari program obligasi berkelanjutan I senilai total Rp2 triliun," katanya.
(Dani Jumadil Akhir)