JAKARTA – Aplikasi financial technology (fintech) milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN), LinkAja, diharapkan menjadi salah satu unicorn atau perusahaan rintisan (startup) yang mempunyai nilai valuasi sebesar USD1 miliar.
Menteri BUMN Rini M. Soemarno mengatakan, peluncuran LinkAja ini sebagai pemer satu transaksi digitalnya Himpunan Bank-bank Negara (Himbara). Selain itu, dia optimistis kehadiran LinkAja bisa menjadi unicorn baru kebanggaan anak bangsa.
“Payment gateway system ini dihubungkan dengan sistem per bankan bank-bank BUMN. Bukan hanya e-wallet saja, bagi yang belum punya rekening bank BUMN sudah bisa tinggal transfer. Tapi, kalau yang punya bisa dipakai untuk debit card, jadi ini mempermudah,” kata Rini di Jakarta, kemarin.
Baca Juga: Jusuf Kalla dan Menteri BUMN Hadiri Peluncuran Aplikasi Keuangan LinkAja
Kementerian BUMN resmi meluncurkan aplikasi fintech milik BUMN, LinkAja, di Plaza Selatan Gelora Bung Karno, Jakarta. Peluncuran ini sebagai hasil dari sinergi berbagai produk keuangan elektronik BUMN.
LinkAja memiliki misi un tuk memberikan akses layanan keuangan yang men jang kau seluruh lapisan masyarakat Indonesia dalam mendorong peningkatan inklusi keuangan dan suksesnya Gerakan Nasional Nontunai (GNNT).
Rini menjelaskan, saat ini LinkAja sudah bisa digunakan di luar negeri, yaitu Singapura. Hal ini karena tenaga kerja Indonesia (TKI) di Singapura banyak sehingga lebih memu dahkan transaksi atau mengirimkan uang ke daerahnya.
Baca Juga: Resmi Meluncur, Ini Kelebihan LinkAja Dibanding OVO dan Go-Pay
Namun, Rini juga menegaskan, negaranegara lain juga sedang dijajaki kerja sama dengan LinkAja, seperti Hong Kong, Taiwan, dan Malaysia. “Karena di negaranegara itu banyak tenaga kerja Indonesia,” katanya.
LinkAja menghadirkan beragam fitur dan layanan transaksi pembayaran di lebih dari 150.000 merchant dan akan terus bertambah, pembayaran di lebih dari 400 tagihan dan produk digital, seperti IndiHome, PLN, dan puluhan voucher game online.