JAKARTA - Kemiskinan di Indonesia masuk babak baru di mana semakin menjauhi angka 10%. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penduduk miskin Indonesia 9,41% di Maret 2019.
Posisi itu mengalami penurunan 0,25% atau 530 ribu orang dari posisi September 2018 yang sebesar 9,66% atau 25,67 juta orang.
Oleh sebab itu, Senin (22/7/2019), Okezone akan merangkum fakta-fakta mengenai kemiskinan yang terus turun.
Baca juga: Ketimpangan si Kaya dan si Miskin Turun, Menko Darmin: Itu Prestasi
Fakta 1. Dalam 6 bulan, Warga miskin di Indonesia turun hingga 530.000 orang
Pada Maret 2019 angka kemiskinan turun kembali jadi 9,41% atau setara 24,14 juta orang. Turun 530 ribu orang dari data September 2018.
Dibandingkan dengan posisi Maret 2018 maka tingkat kemiskinan mengalami penurunan 0,41% dari 25,95 juta orang.
Tren penurunan angka kemiskinan ini merupakan dampak dari berbagai kebijakan pemerintah dalam memberikan bantuan sosial, baik dalam hal pangan, pendidikan, maupun kesehatan. Di antaranya melalui Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS), Beras Sejahtera (Rastra), dan Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT.
Baca juga: Pendapatan Rp1,9 Juta/Bulan, Masuk dalam Kategori Miskin
Fakta 2. Pendapatan Rp1,9 Juta/Bulan, Masuk dalam Kategori Miskin
BPS mencatat garis kemiskinan Indonesia kembali naik, seiring dengan turunnya angka kemiskinan. Pada Maret 2019, garis kemiskinan menjadi sebesar Rp425.250 per kapita per bulan.
Posisi itu mengalami peningkatan 3,55% dari garis kemiskinan September 2018 yang sebesar Rp410.670, juga naik sebesar 5,99% dibanding Maret 2018 yang sebesar Rp401.220.
Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, jika rata-rata satu rumah tangga di Indonesia memiliki 4 hingga 5 anggota keluarga, maka garis kemiskinan rata-rata secara nasional menjadi sebesar Rp1.990.170 per rumah tangga. Dengan demikian, jika terdapat rumah tangga yang memiliki pendapatan di bawah nominal tersebut, artinya masuk ke dalam kategori miskin.
"Jadi orang akan dikategorikan miskin kalau pendapatannya di bawah Rp1,99 juta. Untuk mencari uang sebesar hampir Rp2 juta bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi garis kemiskinan di tiap daerah berbeda," ujarnya.