"Pada kuartal selanjutnya tingkat optimisme diperkirakan masih tumbuh, tapi dengan tingkat optimisme yang lebih rendah dari kuartal II-2019," katanya.
Dia menyatakan, penurunan tersebut didorong perkiraan pelaku bisnis terhadap semakin kuatnya dampak perlambatan perekonomian global pada Indonesia. Hal ini terlihat pada komponen indeks order dari luar negeri yang hanya sebesar 101,10, lebih rendah dari order dalam negeri yang sebesar 115,86, kemudian order barang input 100,82, dan harga jual produk 104,08.
"Jadi pengusaha memahami pertumbuhan ekonomi negara lain masih melambat, sehingga dia berharap produksinya bisa diambil alih dari dalam negeri," katanya.
(Feby Novalius)