Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pelemahan Yuan, Menko Darmin: Banyak Mata Uang Negara Ikut Melemah

Pelemahan Yuan, Menko Darmin: Banyak Mata Uang Negara Ikut Melemah
Menko bidang Perekonomian Darmin Nasution (Foto: Okezone)
A
A
A

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan perlemahan mata uang China, yuan, terhadap dolar AS bisa mempengaruhi pergerakan mata uang lainnya.

"Masalahnya adalah pada waktu yuan melemah, itu banyak negara di dunia juga ikut melemah," kata Darmin.

Darmin mengatakan perlemahan yuan tersebut terjadi sebagai dampak perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China yang makin memanas.

Baca Juga: China Balas Tarif Impor AS Buat Rupiah Terus Tertekan

Kondisi tersebut dapat menyebabkan ekspor barang China ke pasar AS dan negara-negara lainnya menjadi lebih murah.

Menurut Darmin, pemerintah belum bisa berandai-andai apabila perlemahan yuan tersebut terus berlanjut dan mempengaruhi kinerja perdagangan global ke depannya.

"Kita tidak tahu ini polanya seperti apa, tapi ini melemah dulu," ujar Darmin Nasution.

Baca Juga: Trump Pertahankan Sikap Terkait Perdagangan dengan China

Sebelumnya, nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Selasa pagi terus bergerak melemah dipicu meningkatnya tensi perang dagang AS dan China.

Ketegangan perdagangan antara AS-China meningkat setelah China membalas ancaman pengenaan tarif oleh AS sebesar 10% terhadap barang impor China senilai USD300 miliar, yang efektif pada 1 September 2019.

China membiarkan yuan melemah menembus 7 yuan per dolar AS dan meminta perusahaan China untuk menunda impor produk pertanian dari AS. Demikian dikutip dari Antaranews, Selasa (6/8/2019).

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih mengatakan, ketegangan perdagangan antara AS dan China yang kembali meningkat direspon negatif oleh pasar.

"Potensi penguatan rupiah sangat tergantung pada pergerakan mata uang yuan terhadap dolar AS. Jika China yuan masih melemah kemungkinan rupiah akan berlanjut melemah menuju Rp14.300 per dolar AS," kata Lana.

(Feby Novalius)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement