JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Emirsyah Satar sebagai tersangka. Kasus yang melilit Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) periode 2005-2015 itu adalah dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Kasus TPPU yang menyeret Emirsyah adalah program peremajaan pesawat. Emirsyah melakukan beberapa kontrak pembelian dengan empat pabrikan pesawat pada 2008-2013 dengan nilai miliaran dolar AS.
Baca juga: Mantan Dirut Garuda Emirsyah Satar Resmi Jadi Tersangka Pencucian Uang
Pertama, kontrak pembelian mesin Trent seri 700 dan perawatan mesin (Total Care Program) dengan perusahaan Rolls Royce.
Kedua, kontrak pembelian pesawat Airbus A330 dan Airbus A320 dengan perusahaan Airbus S.A.S.
Ketiga, kontrak pembelian pesawat ATR 72-600 dengan perusahaan Avions de Transport Regional (ATR)
Keempat kontrak pembelian pesawat Bombardier CRJ 1000 dengan perusahaan Bombardier Aerospace Commercial Aircraft.
Ternyata terdapat dugaan suap di balik kontrak tersebut. Hal itu terkuak setelah adanya pengembangan kasus pengadaan pesawat dan mesin pesawat dari Airbus S.A.S dan Rolls-Royce P.L.C pada PT Garuda Indonesia.
Baca Juga : Emirsyah Satar di Mata Erik Meijer
Jika ditilik ke belakang, Emirsyah Satar merupakan salah satu orang yang merancang transformasi Garuda. Saat menjadi "pilot bisnis" Garuda, Emirsyah Satar memiliki program jangka panjang yang diberi nama Quantum Leap 2011 – 2015.
Koleganya, Erik Meijer yang kala itu menjabat sebagai Direktur Pemasaran dan Penjualan Garuda Indonesia pernah mengucap, banyak jasa yang telah disumbangkan Emir kepada Garuda. "Saya melihat ketika Garuda Indonesia dipimpin Pak Emir, menjadi perusahaan yang bisa setingkat dunia," kata dia di Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Jakarta, Kamis (11/12/2014).
Dia menjelaskan, saat Emir masuk ke Garuda Indonesia, benar-benar dalam kondisi kebangkrutan namun berubah menjadi posisi legasi tertinggi penerbangan Indonesia.
Sejarah mencatat, di bawah kepemimpinan Emirysah, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) dinobatkan sebagai maskapai berbintang lima. Hal tersebut seperti diakui langsung oleh Skytrax yang merupakan lembaga pemeringkat penerbangan independen berkedudukan di London. Dia melakukan sejumlah perbaikan pelayanan penerbangan. Selain itu, Emirsyah sendiri juga sempat mendapat sejumlah penghargaan skala internasional.