JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut masih banyak uang yang tercatat di sektor formal. Menurutnya, dana yang tak tercatat di sektor formal itu gara-gara masih rendahnya tingkat inklusi keuangan.
Menurut Darmin, rendahnya inklusi keuangan ini membuktikan jika masih banyaknya orang yang saving uangnya di lemari. Padahal uang yang dimiliki cukup besar untuk ditabung ke layanan perbankan.
"Tidak berarti dihamburkan uang itu. Banyak orang yang masih simpan dalam lemari sedikit-sedikit, lama-lama dia beli tanah. Nah itu dia mekanismenya, sehingga banyak dana tidak masuk (tercatat)," ujarnya saat di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Baca Juga: Literasi Keuangan Harus Diajarkan Sejak Dini
Untuk itu lanjut Darmin, saat ini pihaknya bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sedang menyiapkan program besar untuk mendorong tingkat inklusi keuangan ke arah yang lebih tinggi.
"Coba perhatikan, kredit kita sekarang pertumbuhannya berapa, kira-kira 11%-12%. DPK kira-kira 7%. Berarti ada gap. Nah kita harus handle itu. Keuangan inklusif benar-benar harus kita dorong. Saya, Kemenko Ekonomi dengan OJK sedang siapkan program besar-besaran untuk dorong keuangan inklusif ini," katanya.
Darmin mengatakan, saat ini ekonomi dalam negeri membutuhkan modal jangka pendek atau shorterm capital inflow. Sebab, peranan modal asing yang masuk tak menunjukkan kemajuan lantaran masih di angka 40% di pasar surat berharga pemerintah.