JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatatkan sejak awal tahun hingga 9 Agustus 2019 (year to date/ytd), pasar modal Indonesia sudah menghimpun dana sebesar Rp109,2 triliun. Dana tersebut terbanyak didapat dari penawaran utang dan sukuk tahap II.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen menyatakan, total penghimpunan dana itu berasal dari 29 IPO senilai Rp8,5 triliun. Kemudian dari 12 Penawaran Umum Terbatas (PUT) Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) senilai Rp25,7 triliun.
Baca juga: Ini Perjalanan 42 Tahun Pasar Modal Indonesia, Semen Cibinong Jadi Emiten Pertama
Selain itu, juga dari 3 penawaran umum (PU) Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS) senilai Rp2,25 triliun, 16 penawaran utang tahap dan sukuk tahap I senilai Rp17,02 triliun, dan 30 penawaran utang dan sukuk tahap II senilai Rp55,75 triliun.
Menurutnya, capaian tersebut tidak terlepas dari kondisi fundamental ekonomi Indonesia dinilai terjaga. Terlihat dari pertumbuhan ekonomi yang dapat dijaga di atas 5% dan inflasi yang terjaga rendah di kisaran 3,5%.
Baca juga: Jangan Terlena, Perang Dagang AS-China Ancaman Nyata di Pasar Modal
"Kondisi ini tentunya ditopang oleh ekonomi makro kita yang masih solid," katanya dalam acara Memperingati Hari Ulang Tahun Pasar Modal ke-42 di Gedung BEI, Jakarta, Senin (12/8/2019).
Kemudian Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat naik 1,41% (ytd) dari posisi 6.194 pada 28 Desember 2018 menjadi 6.282 pada 9 Agustus 2019. Kapitalisasi pasar pun tumbuh 2,58% (ytd) dari Rp7.023 triliun menjadi Rp7.205 triliun.
Sedangkan jumlah emiten baru tercatat sebanyak 29 perusahaan. Di mana hingga akhir tahun, jumlah emiten baru ditargekan sama dengan tahun lalu yakni 57 emiten.
OJK juga mencatatkan, nilai aktiva bersih (NAB) reksadana mengalami kenaikan 6,41% dari Rp505,39 pada 31 Desember 2018, menjadi Rp537,79 pada 8 Agustus 2019. Di mana jumlah reksadana tumbuh 2,43% menjadi sebanyak 2.149.
Sementara itu, Single Investor Identification (SID) saham tercatat sebanyak 995.256 SID, yang dalam 5 tahun terakhir meningkat 173,07%. Sedankan SID reksadana sebanyak 1.394.434 SID, atau tumbuh 335,67% dari tahun 2014.