Data BPS juga mencatat bahwa praktik pungli bisa memakan biaya sampai 10% dari total biaya produksi. Belum lagi ditambah biaya yang muncul akibat kemacetan. ”Biaya pungli sampai 10% itu besar sekali,” katanya.
Harga energi seperti harga gas juga termasuk yang dikeluhkan. Berkaitan dengan itu, Lana menegaskan, hal tersebut juga bukan menjadi faktor fundamental yang perlu diperjuangkan saat ini. ”Bukan itu problemnya. Harga gas itu nomor sekian lah ya. Yang penting fokuskan dulu pada perbaikan industri,” ujarnya.

Untuk memperkuat sektor industri, Indonesia perlu meningkatkan rangking Ease of Doing Business (EoDB). Dalam riset yang dirilis Bank Dunia (World Bank), rangking kemudahan bisnis Indonesia saat ini level 73. Jauh lebih baik dibandingkan level 123 pada 2014 saat Jokowi kali pertama memimpin.
Namun, level tersebut masih jauh di bawah Negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Bahkan kalah dibandingkan Vietnam. ”Dari 10 parameter penilaian, kita hanya unggul dua parameter dari Vietnam,” terang Lana. Rangking EoDB Vietnam sendiri ada di level 60.