JAKARTA - Pembangunan ibu kota baru di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, disebut berpotensi menyebabkan deforestasi hutan Kalimantan, yang disebut sebagai "paru-paru Indonesia". Tetapi di sisi lain, langkah ini dianggap akan membuat perekonomian lokal melesat.
Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, direncanakan menjadi pusat pemerintahan baru pada tahun 2024.
Baca Juga: BKN Bocorkan PNS yang Pindah ke Ibu Kota Baru
Ibu kota itu direncanakan akan memiliki luas sekitar 180.000 hektare atau hampir tiga kali luas Jakarta saat ini.
Dibangun di Kawasan Bukit Soeharto
Gubernur Kalimantan Timur Isran Noor mengatakan ibu kota baru akan dibangun di Kawasan Taman Hutan Raya Bukit Soeharto, yang terdiri dari hutan produksi, hutan lindung, dan hutan yang digunakan untuk penelitian Universitas Mulawarman.
Di bagian Selatan, terdapat Bukit Bangkirai, yang merupakan pusat konservasi orang utan.
Baca Juga: Infrastruktur Lengkap, Kaltim Layak Jadi Ibu Kota Baru
Isran memastikan ibu kota itu hanya akan dibangun pada bagian hutan produksi, atau area yang menurut regulasi dapat dicadangkan untuk pembangunan di luar kegiatan kehutanan.
Komitmen mempertahankan kawasan hutan juga diutarakan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Bambang Brodjonegoro.
"Hutan lindung di Kaltim tidak akan diganggu," tegasnya.