JAKARTA - Mantan Gubernur Bank Indonesia periode 2013-2018 Agus Martowardojo membeberkan pengalamannya ketika krisis 1997-1998. Kebetulan pada saat terjadinya krisis, dirinya sudah menjadi seorang bankir.
Agus mengatakan, pada saat krisis perbankan tanah air banyak yang gulung tikar. Angka Non Performing Loan (NPL) alias kredit bermasalah perbankan pada saat itu sangat tinggi sekali.
Baca Juga: Kunci Sukses Agus Martowardojo yang Selalu Ingat Pesan Sang Ayah
"Selama 25 tahun saya jadi profesional bankir, saya menciptakan value untuk satu intuisi. Termasuk pas krisis, ada krisis kecil dan besar dan saya pernah di Bumiputera. Itu asuransi bermasalah fatal tantangan di bank berdampak pada asuransinya," ujar Agus di Gedung BI, Jakarta, Senin (2/9/2019).
Secara kebetulan, pada saat itu dirinya diminta memegang salah satu perbankan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bumiputera. Bukan hal mudah memegang bank milik negara tersebut.
Pasalnya, meskipun menyandang status sebagai bank milik negara, kondisinya sangat sulit. Bahkan dampak buruk kinerja perbankan BUMN ini membuat anak usahanya juga terkena.
Baca Juga: Mantan Gubernur BI Agus Marto Jadi Komisaris Utama Tokopedia
Tak hanya menyehatkan kembali, perseroan sempat menjaminkan depositonya. Dengan berbagai upaya yang dilakukan saat itu, permasalahan Bank Bumiputera bisa terselesaikan dalam waktu 7 bulan saja.
βKita selesaikan permasalahan itu dalam tujuh bulan. Perusahaan yang rugi kita kembalikan modalnya biru kita kembalikan perusahaan untung,β ucapnya.