JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan tak adanya perusahaan asing yang mau berinvestasi Indonesia. Puluhan perusahaan luar negeri itu lebih memilih negara seperti Vietnam hingga Malaysia untuk menanamkan modalnya.
Baca Juga: Aturan Penghambat Investasi-Ekspor Dicabut dalam Waktu 2 Minggu
Menurut Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Indonesia Pieter Abdullah Redjalam, sebenarnya effort untuk membuat pemerintah untuk menarik investasi sudah cukup bagus. Dari mulai perbaikan perizinan (Online Single Submission/PSS) hingga pemberian insentif pajak dari mulai tax holiday hingga tax allowance.
“Pemerintah sudah melakukan cukup banyak untuk menarik investasi mulai dari perbaikan perizinan (yaitu dengan OSS) hingga pemberian berbagai insentif pajak (tax holiday dan tax allowance). Indonesia sudah sangat menarik bagi investor,” ujarnya saat dihubungi Okezone, Kamis (5/9/2019).
Baca Juga: Tak Jadi Pilihan Investor, Pemerintah Pangkas Habis Izin Investasi
Hanya saja memang hambatan datang ketika investor akan merealisasikan investasinya. Hambatan yang umumnya terjadi adalah masalah pembebasan lahan dan perizinan.
“Memang kita sudah punya Online Single Submission (OSS). Tapi OSS itu masih jauh dari sempurna dan banyak kendala dalam penerapannya,” ucapnya.
Selain kedua kendala itu, masih ada faktor lain yang juga menghambat, seperti tidak konsistennya kebijakan pemerintah. Menurutnya tidak ada koordinasi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah.
“Di sana terakhir masalah perburuhan pengupahan,” ucapnya.
Memang menurut Piter, investasi asing ini trendnya sedang menurun. Bahkan menurutnya, pada tahun lalu pertumbuhannya mengalami pertumbuhan negatif.
“Tahun ini menurut BKPM sudah membaik. Tapi relokasi investasi dari China, Jepang dan Korea tidak ada yang masuk ke Indonesia. Kita kalah dengan Vietnam, Thailand dan Malaysia,” ucapnya.
(Feby Novalius)