Erick menambahkan, ketika memimpin sebuah perusahaan sekalipun dirinya akan mengutamakan good corporate governance (GCG). Namun menurut Erick, GCG yang dimaksud bukan hanya ucapan semata karena perlu adanya tindakan yang dilakukan.
“Dan saya prinsip mohon maaf saya background-nya swasta, alhamdulilah juga Allah sudah memberikan sesuatu yang lebih buat saya ya mungkin sudah waktunya tadi saya juga bersih-bersih, jadi hal ini penting karena saya tidak mau yang namanya good corporate governance di BUMN hanya sebuah lip service (ngomong doang),” jelasnya.
Menurut Erick, jika hanya teriak-teriak mengenai GCG tanpa ada aksi nyata akan memperburuk citra perusahaan negara. Bahkan diyakini akan sangat sulit, perusahaan BUMN bisa berkompetisi di luar negeri jika hanya omongan semata
“Sudah banyak sekali hal hal yang juga terjadi yang saya rasa kurang baik lah buat citra BUMN tanpa menyalahkan tetapi kita harus cari hal yang positif yang saling membangun saling bersinergi sehingga tadi ada target-target bahwa kita harus mejadi kompetisi,” katanya.
(Dani Jumadil Akhir)