JAKARTA - CEO perusahaan pesawat luar angkasa komersial Virgin Galactic George Whitesides mengharapkan jutaan turis akan bisa terbang ke luar angkasa dalam waktu mendatang. Lebih banyak permintaan dapat dipenuhi oleh perusahaan Richard Branson atau pesaing terdekatnya, Blue Origin milik Jeff Bezos.
"Pada akhirnya kami pikir ini akan menjadi pasar dengan kapasitas terbatas. Lebih banyak orang akan ingin pergi ke luar angkasa daripada yang bisa kami bawa dalam hal layanan," kata Whitesides seperti dilansir dari CNBC, Jakarta, Selasa (29/10/2019).
 Baca Juga: Tak Menyerah, India Bakal Kirim Manusia ke Luar Angkasa
Virgin Galactic dan Blue Origin mewakili dua perusahaan pariwisata ruang angkasa teratas di industri ini. Mereka memiliki kendaraan bertenaga roket yang akan mengirim penumpang ke tepi ruang angkasa dengan gravitasi nol.
Mereka merupakan yang pertama memimpin sejauh ini. Virgin Galactic melakukan uji terbang berpenumpang pada bulan Februari. Sementara Blue Origin tidak berharap untuk meluncurkan orang untuk pertama kalinya sampai tahun depan paling awal.
Saat ini, Whitesides mengatakan bahwa Virgin Galactic telah menjadi perusahaan publik. Perusahaan ini pun digadang-gadang sebagai pencipta pengalaman mewah ketika di luar rumah. Menurutnya, ini merupakan bagian pertumbuhan yang paling cepat paling cepat dari pasar mewah.
 Baca Juga: Ini Jubah Baru Astronot Perempuan untuk Menjelajah Bulan
“Secara global kami pikir sekitar 2 juta orang dapat mengalami ini selama beberapa tahun mendatang pada titik harga ini. Seiring waktu, kami akan dapat mengurangi titik harga itu dan pada saat itu pasar baru saja melonjak, jumlahnya 10 kali lipat dari 40 juta orang," kata Whitesides.
UBS memperkirakan bahwa wisata antariksa memiliki pasar potensial sebesar USD3 miliar per dekade dari sekarang, meskipun masih berada pada fase baru. Saat ini, Virgin Galactic sedang berada dalam tahap akhir menguji pesawat ruang angkasa yang dapat digunakan kembali.
Â