Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Ini Tahapan Agar Merpati Bisa Comeback Seutuhnya

Giri Hartomo , Jurnalis-Senin, 04 November 2019 |20:06 WIB
Ini Tahapan Agar Merpati Bisa <i>Comeback</i> Seutuhnya
Pesawat (Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - PT Merpati Nusantara Airlines (Persero) mengaku belum bisa terbang lagi dalam waktu dekat ini. Karena masih banyak tahapan-tahapan yang harus dilakukan oleh Perseroan untuk bisa terbang kembali.

Direktur Utama Merpati Airlines Asep Eka Nugraha mengatakan, sebenarnya wacana untuk menerbangkan kembali maskapai berjuluk Jalak Bali ini sudah ada dalam rencana bisnis ke depan. Namun, untuk menjalankannya dibutuhkan waktu yang cukup panjang.

 Baca juga: Akhir Pekan Ini, Merpati Kembali Terbang

"Nanti ada dalam tahapannya. Tahapan bisnis plannya. Enggak belum kita sampaikan. Karena kalau kita sampaikan itu pasti nanti ada sesuatu yang harus meng on kan komunikasi. Itu yang enggak boleh sembarangan," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (4/11/2019).

 Merpati

Langkah pertama, lanjutnya, harus menyelesaikan terlebih dahulu masalah piutang. Salah satu langkah awalnya adalah dengan menjalankan bisnis kargo dengan pesawat pinjaman dari Garuda Indonesia.

 Baca juga: Fakta Kebangkitan Merpati Air, Didukung 10 BUMN

"Merpati awalnya apa namanya. Bisnisnya apa namanya Merpati Nusantara Airlines. Nah sekarang yang mau diterbangkan dulu adalah kargonya," jelasnya.

Dirinya mengatakan, harus diakui bisnis kargo ini belum bisa menutupi piutang. Oleh karena itu langkah kedua adalah dengan melakukan restrukturisasi utang dan juga model bisnis.

 Baca juga: Skema Bantuan Garuda ke Merpati, dari Pesawat hingga Bengkel

Seperti diketahui, angka piutang Merpati sendiri saat ini berada di angka Rp6 triliun. Angka ini mengalami penurunan dari jumlah sebelumnya yang mencapai Rp10 triliun.

"(Restrukturisasi utang) termasuk bisnisnya. Iya sekarang (utang masih Rp6 triliun) nanti bisa kurang," ucapnya.

Demi melunasi utang, Merpati harus mencari investor terlebih dahulu yang mau mengeluarkan uangnya untuk perseroan. Sejauh ini hanya PT Intra Asia Corpora (IAC) yang bersedia menyuntikkan modal sebesar Rp6,4 triliun kepada Merpati.

IAC sendiri sempat menjadi pemegang kendali dari maskapai Kartika Airlines. Sedangkan Ketika Airline saat ini berada dalam pimpinan Kim Johanes Mulia.

Namun lanjut Asep, untuk menjalankan proses itu harus mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari pemerintah. Setelah itu barulah melakukan privatisasi untuk kemudian investor bisa masuk untuk menyuntikkan modalnya.

"Bukan privatisasi dulu baru investor masuk. Tapi sampai dengan investor masuk pasti harus ada privatisasi karena ada proposalnya. Sekarang seperti apa masih nunggu. Memang belum ada (persetujuan pemerintah) Kan di antara privatisasi kan ada restrukturisasi. Restrukturisasi diselesaikan dulu," jelasnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement