JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah pengangguran di Indonesia mencapai 7,05 juta orang di Agustus 2019. Angkatan kerja lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) masih mendominasi angka pengangguran tersebut.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) untuk lulusan SMK tercatat sebesar 10,42%, menjadi yang terbesar dari kelompok pendidikan lainnya yang persentasenya satu digit. Meski demikian, tren pengangguran dari lulusan SMK dalam 5 tahun terakhir mengalami penurunan.
Baca Juga: Pengangguran Naik 50.000 Orang di Agustus 2019
"TPT paling tinggi itu yang berpendidikan SMK tapi trennya dari waktu ke waktu mengalami penurunan positif," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Kantor Pusat BPS, Jakarta, Selasa (5/11/2019).
Pada Agustus 2015, lulusan SMK mencapai 12,65% dari jumlah pengangguran 7,56 juta orang pada saat itu. Kemudian turun menjadi 11,11% di Agustus 2016 dari total pengangguran 7,03 juta orang.
Lalu pada Agustus 2017 yang sempat mengalami kenaikan menjadi 11,47% dari jumlah pengangguran sebanyak 7,04 juta orang. Namun, kembali turun di Agustus 2018 menjadi 11,24% dari total pengangguran sebanyak 7 juta orang.
"Jadi perbaikan kurikulum harus selalu terus dilakukan, supaya match (kecocokan) dengan kebutuhan industri terus meningkat," katanya.
Adapun untuk kelompok pendidikan lainnya, yakni lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) tingkat penganggurannya sebesar 7,92%, turun dari periode yang sama di tahun lalu sebesar 7,95%. Begitu pula dengan lulusan Diploma tingkat penganggurannya menjadi 5,99% dari Agustus 2018 sebesar 6,02%.
Kemudian, tingkat pengangguran dengan lulusan pendidikan universitas tercatat sebesar 5,67%, mengalami penurunan dari tahun lalu yang sebesar 5,89%. Juga pada lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang pengangguran sebesar 4,75%, turun dari tahun lalu 4,80%.
Serta tingkat pengangguran pada lulusan Sekolah Dasar (SD) ke bawah tercatat sebesar 2,41%. Angka itu mengalami penurunan dari posisi di Agustus 2018 yang sebesar 2,43%.
"Dari Agustus 2015 sampai Agustus 2019, TPT seluruh jenjang pendidikan mengalami penurunan 0,3% sampai 2,4%," kata Suhariyanto.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)