Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kenapa Investor Pilih Vietnam daripada Indonesia dan India?

Fabbiola Irawan , Jurnalis-Rabu, 06 November 2019 |15:18 WIB
Kenapa Investor Pilih Vietnam daripada Indonesia dan India?
Perdagangan Ekspor dan dan Impor di Pelabuhan. (Foto: Okezone.com)
A
A
A

Meskipun tingkat pertumbuhan PDB India dan Indonesia tinggi dibandingkan dengan ekonomi global utama lainnya, para ekonom sepakat bahwa kedua negara itu memiliki potensi investasi langsung (FDI) kurang baik pada bidang manufaktur. Sehingga keduanya dijuluki “raksasa tidur.”

FDI adalah indikasi kepercayaan investor eksternal dalam keberhasilan ekonomi dan prospek. Itu merupakan tingkat perusahaan asing berkomitmen untuk investasi jangka panjang di suatu negara.

FDI diperlukan untuk menciptakan lapangan kerja, menyerap kelebihan pasokan tenaga kerja dan menutup kesenjangan keuangan. Tetapi India hari ini menarik 0,6% dari PDB dalam pembuatan FDI, sedangkan Indonesia menyentuh 1%.

Thailand dan Vietnam dinilai lebih menarik untuk investasi, sedangkan India dan Indonesia dinilai perlu lebih meliberalisasi perdagangan, membelanjakan lebih banyak pembangunan infrastruktur, mereformasi undang-undang pertanahan dan perburuhan, serta menawarkan keringanan pajak untuk investor asing.

Seperti diketahui, Presiden Joko Widodo memperkenalkan insentif pajak untuk perusahaan asing yang mendirikan fasilitas manufaktur di negara guna mempermudah bisnis untuk mendapatkan lisensi.

Jokowi

Pemotongan dalam tarif pajak perusahaan juga dilakukan India. Namun, India perlu berbuat lebih banyak. Misalnya, berikan lebih banyak insentif pajak untuk berinvestasi di jenis manufaktur yang diinginkan seperti teknologi tinggi dan manufaktur. Ini juga harus memudahkan untuk mengimpor komponen sehingga lebih banyak pekerjaan perakitan dapat dilakukan di India.

Indonesia berniat untuk menghabiskan 40% dari PDB tahunan untuk infrastruktur selama 5 tahun. Kendati demikian, pembiayaannya menjadi masalah karena lemahnya aliran masuk FDI dan terbatasnya ruang untuk bermanuver dalam kebijakan fiskal.

Di kedua negara, ada ketergantungan besar pada transportasi jalan raya. Padahal kereta api dan kapal laut lebih mudah jangkauannya, ini dapat menghemat biaya dan waktu bagi dunia bisnis.

Budaya manufaktur yang lazim di negara-negara seperti Jerman, Jepang, China dan Korea Selatan hilang di India dan Indonesia. Tidak hanya harus ada program pelatihan kejuruan untuk melengkapi mereka yang tertarik dengan keterampilan yang diperlukan tetapi kemauan warga negara harus ditingkatkan.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement