JAKARTA - Amerika Serikat dinobatkan sebagai negara terbaik di dunia untuk menjadi pengusaha wanita. Demikian menurut riset yang dilakukan Mastercard.
Baca Juga: Kesetaraan Gender dalam Berbisnis, Keuntungan Bisa Tembus Segini
Melansir CNBC, Jakarta, Jumat (22/11/2019), negara bagian utara Amerika juga mengungguli Selandia baru sebagai pembangkit tenaga global bagi para pengusaha perempuan dalam Mastercard’s Index of Women Entrepreneurs 2019.
Penelitian yang menggunakan data publik dari badan-badan termasuk International Labor Organization, UNESCO dan Global Entrepreneurship Monitor, menemukan bahwa AS memiliki peringkat paling tinggi secara agregat sebagai negara paling ramah dan kondusif bagi kewirausahaan perempuan.
Baca Juga: CEO Wanita Bikin Perusahaan Lebih Untung, Benarkah?
Terdapat tiga faktor yang menjadikan AS sebagai negara terbaik bagi pengusaha wanita. Ketiga faktor itu adalah hasil kemajuan perempuan, seperti partisipasi angkatan kerja perempuan. Kedua, aset pengetahuan dan akses keuangan, termasuk kemampuan untuk mendapatkan pendanaan. Terakhir, mendukung faktor wirausaha, seperti persepsi budaya wirausaha perempuan.
Â
Follow Berita Okezone di Google News
Dari total 100 poin, AS mencetak 70,3 angka, dipicu oleh lonjakan tingkat aktivitas wirausaha perempuan" dan dorongan lainnya, seperti kemudahan berbisnis.
Selandia Baru mencetak 70,2 berkat tata kelola yang kuat dan dukungan keuangan yang baik.
Lalu, Kanada dengan 69 poin berada di peringkat ketiga, karena inklusi keuangan yang baik dan persepsi budaya yang baik.
Negara yang menjadi tempat terbaik untuk wirausaha wanita adalah Israel (68,4), Irlandia (67,7), Taiwan (66,2), Swiss (65,8), Singapura (65,6), Inggris (65,6), Polandia (65,1), dan Filipina (65.1).
Menyusul negara-negara Timur Tengah seperti Iran (42,3), Arab Saudi (42), Aljazair (39), Bangladesh (35,9) dan Mesir (35,7). Negara-negara tersebut mendapat poin rendah karena faktor-faktor seperti pendidikan yang terbatas, dukungan yang buruk untuk UKM dan inklusi keuangan yang rendah.
 
Mastercard mengatakan studi itu masuk tahun ketiga, dimaksudkan untuk merayakan pasar global dalam memajukan kesetaraan gender. Namun, banyak perusahaan yang masih butuh perbaikan, bahkan di perusahaan maju sekalipun.
“Yang jelas melalui penelitian ini, terlihat ketidaksetaraan gender masih ada di seluruh dunia, meskipun bermanifestasi dengan cara yang berbeda,” kata Mastercard’s Executive Vice President of Enterprise Partnerships for Asia Pacific Julienne Loh.
“Ini bukan masalah negara maju atau berkembang saja. Bahkan di pasar dengan kondisi kewirausahaan yang paling menjanjikan, kepemilikan bisnis wanita belum mencapai potensi sepenuhnya. Ini menghambat pemberdayaan perempuan secara sosial, profesional, ekonomi dan politik sehingga merugikan masyarakat secara keseluruhan,” tambahnya.
Laporan tersebut melibatkan 58 perusahaan, yang sekaligus mewakili hampir 80% tenaga kerja wanita dunia.
Meksiko, Swedia, dan Arab Saudi mengalami penurunan terbesar dalam kegiatan wirausaha perempuan. Sementara Perancis, Taiwan dan Indonesia menunjukkan kenaikkan.
Menariknya, studi itu mencatat keseimbangan gender kewirausahaan terbesar ditemukan di Uganda, di mana terdapat 38,2% perempuan pada daftar semua pengusaha. Kemudian diikuti oleh Ghana (37,9%), Botswana (36%), AS (35,1%) dan Selandia Baru (31,8%).
Konten di bawah ini disajikan oleh Advertiser. Jurnalis Okezone.com tidak terlibat dalam materi konten ini.