“Contoh schedule Sydney-Jakarta-Sydney, itu harusnya tiga hari, tapi jadi PP (pulang pergi). Itu beri dampak tidak bagus kepada awak kabin, sekarang sudah ada delapan orang yang diopname,” jelasnya.
Oleh karena itu lanjut Jacqueline, pihaknya bersama dengan yang lainnya ingin melaporkan kepada Menteri BUMN. Diharapkan seluruh masukan bisa terakomodir oleh pemerintah.
“Kami akan bicara soal kondisi awak kabin yang ada di Garuda Indonesia, kondisi general, dan perusahaan,” ucapnya.
(Fakhri Rezy)