JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) berencana akan meninjau lokasi ibu kota baru di Kalimantan Timur (Kaltim) pada Selasa 17 Desember 2019. Peninjauan itu sekaligus untuk meremsikan jalan Tol Balikpapan - Samarinda.
Direktur Jenderal Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Danis Hidayat Sumadilaga mengatakan, kunjungan Presiden pada esok hari untuk meninjau langsung lokasi terkini dari calon ibu kota baru. Termasuk ingin melihat langsung lokasi istana negara yang nantinya akan terletak di daerah Sepaku.
Baca Juga: Demi Ibu Kota Baru, SDM Konstruksi RI Belajar dari Korea
Selain itu, lanjut Danis, kunjungan Jokowi juga untuk mengecek langsung kesiapan lahan yang akan digunakan untuk gedung-gedung pemerintahan lainnya. Apalagi ditargetkan pada 2020 mendatang sudah mulai dilakukan groundbreaking ibu kota baru.
"Waktu itu kan pas awal-awal masih belum [ditentukan]. Sekarang kan sudah ditentukan lokasinya di Sepaku itu. Beliau ingin lebih spesifik ke daerah situ," ujarnya saat ditemui di Kantor Kementerian PUPR, Jakarta, Senin (16/12/2019).
Baca Juga: Ibu Kota Baru Punya Jalan Tol Balsam, Ini Update Perkembangannya
Selain itu, lanjut Danis, dirinya akan segera melaporkan progres dari sayembara desain ibu kota baru. Saat ini sudah ada 30 desain yang lolos ke tahap selanjutnya.
Ke depan, dari 30 angka itu akan disaring lagi menjadi 5 desain saja. Setelah itu, dirinya akan melaporkan 5 desain tersebut kepada Presiden Joko Widodo.
Saat ditanya mengenai 30 konsep yang terpilih ini dirinya belum menyebutkan secara spesifik. Karena desainnya pun beragam.
“Saya enggak tahu belum lihat spesifik,” ucapnya.
Danis menambahkan, ke depannya tidak menutup kemungkinan Kementerian PUPR untuk menggelar sayembara lagi untuk desain Istana Presiden. Desain istana tersebut nantinya akan menggambarkan identitas dari negara dari mulai Pancasila hingga Bhineka Tunggal Ika.
"Ini baru urban desain, basic konsep. Nanti ini harus dikembangkan lagi menjadi master plan. Nanti ada khusus kluster ibu kota pemerintahan, di dalamnya ada lagi istana, mungkin ke depan harus kita sayembarakan lagi," jelasnya.
(Feby Novalius)