Sekedar diketahui, Jiwasraya mengalami permasalahan defisit keuangan lantaran melakukan investasi pada pada sebagian besar aset berisiko tinggi (high risk) untuk mengejar keuntungan yang tinggi (high return). Investasi ini pun melibatkan 13 perusahaan reksadana.
Pengelolaan dana investasi tersebut berasal dari penjualan produk asuransi JS Saving Plan, yang pada akhirnya perusahaan pelat merah itu mengalami gagal bayar klaim polis jatuh tempo untuk periode Oktober-Desember 2019 senilai Rp12,4 triliun.
(Feby Novalius)