JAKARTA – Memiliki uang yang banyak adalah impian dari setiap orang, apalagi milenial yang memiliki banyak keinginan. Namun, zaman modern serba canggih ini, kebutuhan tersier sudah menjadi kebutuhan primer.
Kebutuhan seperti mobil mewah, pakaian bermerek, tas branded, atau arloji yang keren menjadi keperluan yang wajib dimiliki oleh seorang milenial. Milenial kini identik dengan kemewahan dan memiliki banyak uang.
Baca Juga: Uniknya Pola Asuh Generasi Milenial dalam Membesarkan Anak, Banyak Nilai Plus Lho
Namun beberapa milenial yang berpenghasilan tinggi masih saja merasa kekurangan uang. Simak tiga alasan para milenial yang masih merasa bangkrut:
1. Gaya Hidup Berlebihan
Kebanyakan milenial yang memiliki pendapatan luar biasa, biasanya menjadi korban gaya hidup. Salah satu masalah ialah mereka biasanya hidup atau memiliki gaya hidup di atas kemampuan mereka. Demikian dikatakan oleh Perencana Keuangan di Drucker Wealth, Gideon Drucker dilansir dari Business Insider, Selasa (14/1/2020).
Memaksakan gaya hidup di luar kemampuan dan berpura-pura ‘kaya’, akan membuat para milenial mengeluarkan lebih banyak uang. Menurut Drucker, milenial tadinya terbiasa hidup sekitar USD3.000 atau Rp40 juta (Kurs13.476/USD) sampai USD4.000 atau Rp53 juta per bulannya, para milenial dapat mengeluarkan uang hingga USD10 ribu atau Rp134 juta per bulan karena gaya hidup yang boros.
Pilihan gaya hidup ini adalah kontradiksi yang tepat untuk menggambarkan pepatah ‘hindari gaya hidup boros adalah cara kunci untuk membangun kekayaan.