JAKARTA - Pengembangan energi bersih dan ramah lingkungan terus digalakkan. Selain Energi Baru Terbarukan (EBT) dan program biodiesel 20%-30%, kini ada pencampuran palet kayu (wood pallet) untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
Pencampuran palet kayu dengan batu bara sebagai sumber energi listrik saat ini tengah diuji coba di beberapa PLTU milik PT PLN (Persero), seperti PLTU Paiton dan PLTU Indramayu.
Baca Juga: PLN-Masdar Teken Kontrak Jual Beli Listrik PLTS Terapung Cirata
PLTU Indramayu memiliki kapasitas 3x330 megawatt (mw) yang dikelola oleh PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB). PLTU Indramayu terletak di Desa Sumuradem, Kecamatan Sukra, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
"Kami sekarang uji coba pencampuran palet kayu (wood pallet) di pembangkit kami. Kemarin kami coba mencampurkan 5% palet kayu dan hasilnya cukup memuaskan," kata Direktur Operasi II PJB Miftahul Jannah dalam keterangannya, Jakarta, Minggu (19/1/2020).
Baca Juga: Pecahkan Rekor ASEAN, UEA Bakal Investasi Rp1,8 Triliun di PLTS Terapung Cirata
Sementara itu, General Manager UBJOM Indramayu Ubaedi Susanto menjelaskan bahwa setiap hari PLTU Indramayu rata-rata membutuhkan 4.000 ton batu bara per unit, sehingga total jika 3 unit beroperasi kebutuhan mencapai 12.000 ton atau 3,7 juta ton batu bara per tahun. Pasokan batu bara untuk PLTU Indramayu dari Kalimantan Tengah dan Sumatera.
Dengan pemanfaatan palet kayu diharapkan dapat menurunkan penggunaan batu bara. Pencampuran palet kayu baru dilakukan di PLTU Paiton dan PLTU Indramayu, nantinya akan diuji coba juga di beberapa PLTU lainnya.
"Ini bisa kurangi konsumsi batu bara. Sementara baru 5%, batu bara 95%," katanya.