JAKARTA - Virus korona atau corona virus kembali membawa kekhawatiran dalam pasar modal global. Hal ini terjadi setelah Komisi Kesehatan Nasional China menyebut ada lonjakan kasus virus yang dinamakan Covid-19 itu.
Baca Juga: Virus Korona Buat Tren IHSG Turun Lebih Dalam
Hal ini dijelaskan oleh Direktur PT Anugerah Mega Investama Hans Kwee bahwa pasar global kembali dilanda kecemasan setelah sebuah sebuah rumah sakit di Beijing mengumumkan adanya lonjakan kasus terkait virus mematikan tersebut.
"Awal pekan IHSG sempat menguat setelah berbalik arah dari tekanan pekan sebelumnya. Pasar saham dunia sempat bergerak positif setelah ada tanda awal kasus baru virus korona mengalami perunurunan. Tetapi optimisme berakhir di akhir pekan setelah Global Times melaporkan bawah media yang dikelola pemerintah China menyebutkan ada peningkatan tajam dalam kasus Covid-19 di sebuah rumah sakit di Beijing," ujar Hans Kwee dalam keterangan tertulisnya kepada Okezone, Jakarta, Minggu (23/2/2020).
Baca Juga: Pemangkasan Suku Bunga China dan Virus Korona Buat IHSG Anjlok hingga 1%
Peningkatan ini kemudian diumumkan oleh Pemerintah China bahwa ada lebih dari 800 kasus baru terkait virus mematikan tersebut. Komisi Kesehatan Nasional China menyebutkan ada 74.576 kasus Covid-19 telah dikonfirmasi, dan korban jiwa sebanyak 2.118 warga negara China.
Selain itu, penyebaran virus korona di luar China disebut Hans Kwee juga menyebabkan pasar kembali tertekan. "Tekanan pasar juga terjadi karena ada kekawatiran penyebaran virus korona di luar China. Korea Selatan telah melaporkan adanya 100 kasus baru. Di Jepang sediri di laporkan lebih dari 80 orang dinyatakan positif terkena virus corona," tambahnya.
Sementara itu, Hans Kwee juga menambahkan sebuah penelitian baru menunjukkan bahwa virus korona lebih mudah menular daripada yang diperkirakan sebelumnya. Hal ini juga telah diperingatkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa akan adanya lonjakkan kasus di waktu yang akan datang.
Lonjakkan kasus korona ini dinilai Hans Kwee kembali membuat ekonomi global terombang-ambing. "Hal ini menimbulkan ketidak pastian ekonomi global," katanya. Dirinya memperkirakan pulihnya pasar keuangan dunia akan terjadi bila virus korona mengalami perlambatan penyebaran, yang menandakan wabah korona mulai dapat teratasi.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan Jumat 21 Februari terperosok ke angka 5.907,27. IHSG ditutup turun 35,22 poin atau 0,59%.
"Ini karena korona ya, sebelumnya updatenya kan kasus terinfeksinya turun dari 1.749 orang menjadi 394. Pasar kemudian optimis karena angka terinfeksi menurun. Tapi ada rumah sakit yang tiba-tiba informasikan kasus korona itu meningkat, oleh karena itu pasar cemas," ungkap Hans Kwee.
(Dani Jumadil Akhir)