Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

AS Coret Indonesia dari Daftar Negara Berkembang, Pengusaha Bicara Dampak ke Ekspor

Vania Halim , Jurnalis-Minggu, 23 Februari 2020 |12:55 WIB
   AS Coret Indonesia dari Daftar Negara Berkembang, Pengusaha Bicara Dampak ke Ekspor
Pelabuhan (Foto: Okezone.com)
A
A
A

JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mengeluarkan Indonesia dan sejumlah negara lain dari daftar negara berkembang. Pengusaha akhirnya buka suara mengenai dampak ini bagi perdagangan RI-Amerika.

Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Bidang Hubungan Internasional Shinta Kamdani kebijakan ini berpotensi berdampak pada manfaat Generalized System of Preferences (GSP) Amerika Serikat untuk produk ekspor Indonesia.

Baca Juga: AS Keluarkan Indonesia dan 24 Lainnya dari Daftar Negara Berkembang

GSP merupakan kebijakan untuk memberikan keringanan bea masuk terhadap impor barang-barang tertentu dari negara-negara berkembang.

Hal ini karena berdasarkan aturan internal terkait GSP, fasilitas GSP hanya diberikan kepada negara-negara yang mereka anggap sebagai Least Developed Countries (LDCs) dan negara berkembang.

"Manfaat Generalized System of Preferences (GSP) Amerika untuk produk ekspor Indonesia karena berdasarkan aturan internal terkait GSP, fasilitas GSP hanya diberikan kepada negara-negara yang mereka anggap sebagai Least Developed Countries (LDCs) dan negara berkembang," kata Shinta saat dihubungi Okezone, Minggu (23/2/2020).

Baca Juga: Jokowi Minta Amerika Tetap Berikan Fasilitas GSP untuk Produk RI

Dengan melakukan hal itu, AS menghapuskan preferensi khusus untuk daftar negara-negara berkembang yang dideklarasikan sendiri yang meliputi: Albania; Argentina; Armenia; Brazil; Bulgaria; China; Kolumbia; Kosta Rika; Georgia; Hong Kong; India; Indonesia; Kazakhstan; Republik Kirgistan; Malaysia; Moldova; Montenegro; Makedonia Utara; Rumania; Singapura; Afrika Selatan; Korea Selatan; Thailand; Ukraina; dan Vietnam.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement