Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

BI Ungkap Konsekuensi Suatu Negara dari Berkembang Jadi Maju

Feby Novalius , Jurnalis-Jum'at, 28 Februari 2020 |18:44 WIB
BI Ungkap Konsekuensi Suatu Negara dari Berkembang Jadi Maju
Destry Damayanti (Okezone)
A
A
A

JAKARTA – Bank Indonesia (BI) membeberkan bagaimana konsekuensi perubahan status suatu Negara dari berkembang menjadi maju. Pasalnya, penilaian tersebut berdasarkan pencarian pendanaan komersial sendiri.

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti mengatakan, BI menggunakan data World Bank atau IMF dalam pengelompokan negara berkembang dan maju. Dalam data tersebut ada kelompok negara berpendapatan rendah, menengah dan maju.

 Baca juga: Antisipasi Dampak Virus Korona, OJK Siapkan Kebijakan Stimulus Perekonomian

Kemudian dikelompokkan lagi menjadi negara berpendapatan rendah (rendah-menengah-tinggi), negara berpendapatan menengah (rendah-menengah-tinggi) dan seterusnya.

"5 tahun lalu kita masuk kelompok berpendapatan rendah tapi tinggi. Nah setiap naik grade itu ada konsekuensinya. Kalau kita masuk negara rendah kita dapat akses pendanaan murah, long term dengan bunga murah, hibahnya juga banyak," ujar Destry, di Bank Indonesia, Jumat (28/2/2020).

 Baca juga: Antisipasi Dampak Korona, Gubernur Jateng Kerahkan Pakar Ekonomi

Namun, lanjut Destry, ketika negara tersebut sudah semakin maju dan pendapatannya sudah USD12.000 per kapita, konsekuensinya lebih tinggi. "Dia maju itu akan berkurang karena dianggap sudah maju dan bisa cari dana komersial," tuturnya.

Sementara itu, Destry kurang mengetahui apa konsekuensi bagi Indonesia yang statusnya dikeluarkan dari negara berkembang dan dimasukkan ke kelompok negara maju oleh US Trade. Dirinya hanya berharap tidak ada konsekuensi yang merugikan Indonesia utamanya perdagangan.

"Konsekuensi itu diharapkan tidak ada. Nanti nego AS dan kita. Lihat faktanya kita banyak ekspor komoditi ke sana dan impor dari negara itu terbatas. Investasi AS ke Indonesia juga berkurang," tuturnya.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement