BANDUNG - Virus korona berdampak besar pada perekonomian China. Data terbaru dari Biro Statistik Nasional China menunjukkan penurunan purchasing managers index (PMI) Februari 2020 ke posisi terendah sepanjang masa.
PMI pada Februari terus turun ke 35,7. Angka PMI di bawah 50 menunjukkan kontraksi dalam aktivitas industri. Semakin jauh angkanya di bawah 50, semakin besar kontraksinya.
Baca Juga: Virus Korona Bikin Investor Takut, Wall Street Lesu
"PMI itu menunjukkan betapa besarnya dampak Covid-19 pada ekonomi China. Karena salah satu kotanya, Wuhan itu kota industri China yang aktivitas produksinya sekarang berhenti," tutur Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede, dalam diskusi Pelatihan Wartawan Bank Indonesia, Bandung, Sabtu (29/2/2020).
Baca Juga: Virus Korona Bakal Berdampak Panjang bagi Ekonomi China
Melansir CNBC, penurunan aktivitas pabrik di China di luar prediksi para analis sebesar 46,0. Hal ini menunjukkan bawah ekonomi China dalam keadaan suram, ditambah lagi virus korona telah menewaskan hampir 3.000 orang dan menginfeksi 80.000.
Ekonomi China pun ke depan diperkirakan mengalami penurunan sangat besar. Capital Economics memperkirakan ekonomi China akan berkontraksi langsung pada kuartal pertama tahun ini, atau untuk pertama kali terjadi sejak 1990.
(Kurniasih Miftakhul Jannah)