JAKARTA - Pada tahun 2015, pucuk pimpinan perusahaan pembayaran kartu di Seattle, Amerika Serikat, menetapkan seluruh karyawannya yang berjumlah 120 orang harus menerima gaji minimum USD70.000 atau sekitar Rp1 miliar per tahun.
Dia sendiri memotong gajinya USD1 juta dan tetap menerima upah minimum selama lima tahun kemudian. Gagasan itu muncul di benak Dan Price ketika ia melakukan pendakian bersama temannya Valerie di pegunungan Cascade yang menjulang megah di Seattle.
Ketika mereka berjalan, Valerie bercerita bahwa hidupnya amburadul karena sewa rumahnya dinaikkan USD200 atau sekitar Rp2,8 juta per bulan dan ia mengalami kesulitan membayar berbagai tagihan.
Kondisi itu membuat Price marah. Valerie, yang pernah dipacarinya, pernah berdinas militer selama 11 tahun, dikirim dua kali ke Irak, dan saat itu bekerja 50 jam seminggu dengan dua pekerjaan berbeda untuk menutupi kebutuhan.
"Ia adalah orang yang berjasa, punya kehormatan dan pekerja keras," kata Price seperti dilansir BBC Indonesia, Jakarta, Minggu (1/3/2020).
Walaupun gaji Valerie mencapai USD40.000 (setara Rp575 juta) per tahun, pendapatan sebesar itu tidak cukup untuk membeli rumah di Seattle.