Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Virus Korona 'Sakiti' Pertumbuhan Ekonomi, Begini Faktanya

Vania Halim , Jurnalis-Senin, 02 Maret 2020 |09:47 WIB
 Virus Korona 'Sakiti' Pertumbuhan Ekonomi, Begini Faktanya
Virus Korona (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Serangan virus korona Covid-19 ke perekonomian dunia sudah mulai berdampak. Pasar saham global berguguran, termasuk IHSG dan nilai tukar Rupiah yang anjlok.

Tak ingin virus korona menggerogoti ekonomi Indonesia, pemerintah sudah mempunyai cara mengantisipasinya yakni dengan memberikan insentif penerbangan berupa diskon tiket pesawat 50% ke 10 destinasi wisata.

Kendati demikian, Menteri Keuangan Sri Mulyani hingga Bank Indonesia mengakui bahwa virus korona menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini.

Berikut fakta-fakta virus korona menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia, Jakarta, Senin (2/3/2020):

1. Virus Korona Menghambat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan virus korona tetap akan memberi hambatan pada pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2020.

"Namun dampak virus corona diperkirakan akan menghambat pertumbuhan ekonomi pada triwulan 1 2020," jelas Sri Mulyani.

 

2. BI Turunkan Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Dunia dan Indonesia 

Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi global dan Indonesia. Untuk global diturunkan dari 3,1% menjadi 3%, sedangkan ekonomi Indonesia menjadi 5,0%-5,4% dari proyeksi sebelumnya 5,1%-5,5%.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia IGP Wira Kusuma mengatakan, virus korona atau Covid-19 berdampak pada salah satu ekonomi terbesar dunia, yaitu China. Di mana China saat ini pengaruhnya sangat besar pada pertumbuhan ekonomi global, sehingga apa yang terjadi di sana dampaknya menyebar pada ekonomi negara-negara lain.

"Pangsa global trade dipengaruhi China seperti Country Complexity Index. Bagaimana produk China begitu kompleks mempengaruhi produk-produk di dunia," tuturnya

3. Beberapa Komoditas Terganggu Akibat Virus Korona

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo juga menyampaikan tengah fokus pada dampak penyebaran virus korona fokus terhadap sektor industri, utamanya yang menyangkut ekspor dan impor. Beberapa dinas diterjunkan untuk membuat laporan pengaruh korona terhadap ekspor-impor Jateng.

Hasilnya, terdapat beberapa komoditas yang kemungkinan terganggu akibat virus asal Wuhan China tersebut. Di antaranya adalah kapas sebagai bahan baku tekstil.

"Tapi kalau deteksi dininya, saya minta industri perdagangan, ekspor kita ke beberapa negara terganggu atau tidak. Impor kita pada bahan baku terganggu atau tidak. Tadi saya contohkan kapas, untuk tekstil kemungkinan akan terganggu," jelas Ganjar.

 

4. BI Yakin Pertumbuhan Ekonomi Bangkit di Akhir Tahun

Bank Indonesia (BI) menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,0%-5,4% dari sebelumnya 5,1%-5,4% karena meluasnya penyebaran virus korona atau Covid-19. Meski demikian, Bank Sentral optimis ekonomi tahun ini bisa tumbuh hingga 5,4%.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia IGP Wira Kusuma mengatakan, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,4% di tengah virus korona, ada beberapa hal yang bisa dilakukan BI bersama pemerintah. Seperti kemarin, BI menurunkan suku bunga 25 bps menjadi 4,75%.

"Kita lihat dampak BI Rate butuh waktu pertumbuhan ekonomi. Artinya dengan penurunan saat ini, berdampak signifikan ke depannya. Itu dari sisi moneternya," tuturnya.

5. IHSG Anjlok

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan memberikan stimulus terkait anjloknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan 28 Februari 2020. Pada jeda siang, IHSG tercatat anjlok 223,7 poin atau 4,042% ke level 5.311.

"Kebijakan untuk memberikan stimulus dan menjaga kepercayaan publik khususnya investor," kata Jubir OJK Sekar Putih Djarot.

 

6. Rupiah Juga Melemah

Bank Indonesia mengaku terus melakukan berbagai upaya untuk menstabilkan nilai tukar rupiah. Tak tanggung-tanggung pihaknya langsung melakukan tripple intervensi demi menstabilkan nilai tukar rupiah.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan, intervensi pertama adalah dengan melakukan penjualan valas demi stabilnya nilai tukar Rupiah. Lalu yang kedua adalah dengan melakukan intervensi pasar Domestic non-delevery forward (DNDF).

"Sekali lagi kami menegaskan BI akan terus berada di pasar stabilkan nilai tukar rupiah untuk obligasi pemerintah. Kita melakukan triple intervensi, satu di spot menjual valas untuk kendalikan nilai tukar rupiah. Kita juga intervensi melalui DNDF dan kita intervensi melalui pembelian SBN yang dilepas investor asing," ujarnya.

7. Virus Korona Momentum Indonesia Lepas dari Ketergantungan dari China

Mewabahnya virus korona atau Covid-19 di China menjadi momentum Indonesia untuk memperkuat sektor manufaktur. Ketergantungan terhadap impor dari China, mesti diubah dengan belajar memproduksi bahan baku dari dalam negeri.

Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, dalam kondisi perekonomian yang tertekan akibat virus korona, Indonesia tidak bisa andalkan ekspor hingga investasi untuk menunjang perekonomian. Pemerintah harus menggali lagi produktivitas dari dalam negeri untuk mendorong perekonomian.

"Misalnya, kita ada lima fokus sektor industri, makanan dan minuman, otomotif, petrochemical, garmen dan logam. Kalau diberdayakan itu bisa dorong penambahan jumlah tenaga kerja dan pertumbuhan ekonomi bisa di atas 5%," tuturnya.

 

8. Jurus Pemerintah Antisipasi Dampak Virus Korona ke Ekonomi RI

 

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Dany Amrul Ichdan mengatakan, pemerintah sudah membuat sejumlah langkah untuk mengantisipasu dampak ekonomi dari virus Korona (Covid-19).

Dany membeberkan paket kebijakan ekonomi yang ataupun inisiatif pemerintah seperti mendorong agar belanja pemerintah. Misalnya dengan terus melakukan pembangunan infrastruktur yang padat karya, padat modal, dan padat penyerapan tenaga kerja.

"Itu penting untuk perputaran uang kita, harus belanja dengan optimal di masyarakat," ucapnya.

(Dani Jumadil Akhir)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement