Rendi yang merupakan mahasiswa asal Program Studi (Prodi) Akuntansi FEB, menceritakan bahwa ia bersama teman-temannya punya ketertarikan yang sama untuk membuka bisnis kedai kopi. Melalui ketertarikan itulah, kelimanya mulai aktif untuk belajar mengenai cara membuat kopi, memilih alat, memilih biji kopi, dan mengelola keuangan.
"Waktu diskusi kok kita berlima punya ketertarikan yang sama di bisnis, ya udahlah kita satuin aja. Kita suka review-review kedai, akhirnya kita punya keresahan yang sama dan kita buat kedai yang sesuai dengan idealis kita sendiri. Jadi, adanya ini (Kopi Bertopi) juga enak. Tak cuma belajar dari kuliah aja. Kalau di kuliah kita cari teorinya tapi kalau bisnis kita prakteknya. Waktu kita buka kedai ini diangkatan 2017 yang punya kedai cuma kita saja. Soalnya dulu kita mulai semester 4,” ungkap dia.
Saat memulai bisnis untuk pertama kalinya, Rendi mengatakan bila ia sempat merasakan keraguan. Keraguan itu muncul sebab Rendi dan teman-temannya sama sekali belum pernah menjalankan bisnis. Hal lain yang membuatnya ragu adalah minimnya pengetahuan seputar cara mengoperasikan alat dan cara memilih biji kopi terbaik.
"Kita di awal-awal mikir banget bisa tidak ya mengelola duit sebanyak ini. Jadi, emang kita presentasi ke investornya akhirnya di-accept. Bukannya seneng tapi panik karena kita masih semester 4 secara kedewasaan mengelola uang belum begitu paham dan ini bisnis perdana,” jelas Rendi.
Dalam menjalankan bisnis ini, kelimanya punya kewajiban dan tugas masing-masing. Sebagai co-founder, Rendi bertugas untuk mengelola keuangan, kemudian Hadziq sebagai founder bertugas untuk mengelola operasional kedai dan manajemen gudang, Axel bertugas mengelola operasional fisik kedai, Farhan bertugas mengelola marketing dan media sosial, dan Raihan mengelola bagian kreatif dan branding Kopi Bertopi.
Rendi mengungkapkan bahwa Kopi Bertopi selalu melakukan perubahan menu setiap 3 bulan. Menu-menu baru yang merupakan hasil kreasi dan inovasi Kopi Bertopi selalu diperhatikan secara seksama oleh Rendi, baik dari segi selera konsumen maupun kurva penjualannya.