Sekretaris Daerah DI Yogyakarta Kadarmanta Baskara Aji menyampaikan, industri kerajinan menjadi salah satu pendukung utama bagi perekonomian daerah. “Sektor andalan kita memang ekonomi kreatif, yang di antaranya disumbangkan cukup besar oleh industri kerajinan,” ujarnya.
Data Dinas Perindag Kota Yogyakarta menunjukkan, nilai ekspor DI Yogyakarta sepanjang tahun 2018 mencapai USD338,02 juta atau naik 13,96% dibanding tahun sebelumnya sebesar USD296,61 juta. Komoditas yang berandil besar dalam meningkatkan nilai ekspor DIY tersebut, di antaranya pakaian jadi tekstil, mebel kayu, sarung tangan kulit, biji vanila dan minyak atsiri.
Direktur Jenderal IKMA Kemenperin, Gati Wibawaningsih menegaskan, pihaknya fokus mengembangkan pelaku IKM di dalam negeri, termasuk sektor kerajinan, karena selama ini memberikan kontribusi yang signfikan terhadap perekonomian nasional.
“Masa depan IKM sangat menjanjikan dan dapat menjadi sumber ekonomi dengan nilai yang tinggi, karena dalam industri ini sangat sarat dengan gagasan, seni, inovasi, teknologi, serta kekayaan intelektual yang di Indonesia cukup besar potensinya,” paparnya.
Guna memacu inovasi produk IKM kerajinan agar lebih berdaya saing, Ditjen IKMA Kemenperin memiliki berbagai program strategis, antara lain mefasilitasi bantuan mesin dan peralatan industri dalam program restrukturisasi (potongan harga). Selanjutnya, program pelatihan untuk meningkatkan kualitas produk serta program pemasaran online melalui e-Smart IKM yang telah berjalan selama dua tahun dan bekerjasama dengan marketplace yang sudah ada.
“Hal ini kami rasa sudah sejalan dengan tantangan industri di masa depan untuk melampaui perjalanan industri yang semakin kompleks, oleh karenanya Kemenperin telah dan akan mengimplementasikan program Making Indonesia 4.0 secara konsisten dari tahapan-tahapan yang ada,” imbuh Gati.
(Dani Jumadil Akhir)