WASHINGTON – Kebaya Indonesia menarik minat Dewan Kesenian dan Departemen Perdagangan negara bagian Maryland. Departemen Perdagangan Maryland pun menyiapkan hibah untuk sang penjahit kebaya, Nuri Auger.
Perempuan paruh baya asal Padang yang sudah hampir tiga dekade bermukim di Amerika dan menjadi penduduk Kota Baltimore, mengaku bangga kebaya buatannya mendapat apresiasi. Dirinya tidak pernah membayangkan kebaya yang dijahitnya menarik minat Dewan Kesenian dan Departemen Perdagangan negara bagian Maryland.
Baca Juga: Program Hibah untuk Peningkatan Kualitas Jalan di RI
“Seperti anugerah, orang Amerika kok mau kasih uang kebaya, anugerah sekali, anak-anak saya dan juga suami sangat bangga. Tidak banyak yang bisa saya berikan untuk kampung halaman saya, negeri Indonesia, kecuali memperkenalkan Indonesia melalui kebaya,” ungkap Nuri, dilansir dari VOA Indonesia, Rabu (11/3/2020).
Pakar Kerakyatan Dewan Kesenian dan Departemen Perdagangan Maryland di Baltimore Chad Buterbaugh mengatakan, pemerintah negara bagian Maryland ingin menggerakkan ekonomi di wilayahnya melalui warga. Lembaga-lembaga pemerintah melirik pengusaha kecil dari berbagai latar belakang karena dianggap bagian penting dari upaya ini.
Baca Juga: BI Dorong Bantuan Sosial Disalurkan Nontunai
”Dewan Seni dibentuk sebagai bagian dari Departemen Perdagangan Maryland yang merupakan kantor pengembangan ekonomi kami, jadi kami selalu tertarik dengan seniman yang juga bekerja sebagai pengusaha, serta dalam prakteknya mereka bekerja pada usaha kecil atau usaha perintis dan meningkatkan kinerja mereka dengan cara-cara demikian,” ujarnya.
Untuk itu, Nuri Auger mendapat hibah program Folklife Apprenticeship, program hibah pendidikan yang mendanai aktivitas pelatihan seorang pakar.
“Untuk memastikan suatu tradisi budaya diteruskan dari satu generasi ke generasi berikutnya,” kata Chad Buterbaugh.
Sebelumnya, Nuri mengajarkan keahliannya menjahit kebaya kepada Stacy Stube, seorang perancang muda Amerika keturunan Indonesia, yang berupaya mempertahankan bagian dari jati dirinya dengan memahami dan mengembangkan negara tempat kelahirannya lewat bidang yang diminatinya.
“Saya tidak mau melupakan kebudayaan saya, saya memasang pesan di facebook (untuk belajar membuat kebaya) lalu saya bertemu Ibu Nuri. Keinginan Stacy menjadi penggugah Nuri yang lama mencampakkan keahliannya sebagai pembuat kebaya yang sebelumnya beruntung berkesempatan belajar dari designer legendaris Indonesia,” tukas Stacy.