Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Mengintip PLTS Likupang, Pembangkit Tenaga Matahari Terbesar di RI

Vania Halim , Jurnalis-Jum'at, 13 Maret 2020 |13:01 WIB
   Mengintip PLTS Likupang, Pembangkit Tenaga Matahari Terbesar di RI
PLTS Likupang (Foto: Dok ESDM)
A
A
A

JAKARTA - Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Likupang dibangun melalui Power Purchase Agreement (PPA) tahun 2017 akhir dan memakan waktu sekitar 1,5 tahun dengan total biaya investasi mencapai USD29,2 juta. PLTS ini merupakan (PLTS) terbesar di Indonesia sebelum adanya PLTS Terapung di Cirata nanti.

Country Head Vena Energy Arisudono Soerono menjelaskan, rata-rata setiap harinya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Likupang menyalurkan listrik mencapai 15 megawatt (mw) meskipun memiliki kapasitas terpasang 21 Mega Watt Peak (MWp).

“Jam beroperasi selama 12 jam, mulai dari jam 05.30 pagi sampai matahari terik bisa 15 mw, kalau enggak ya menurun. Kalau hujan bisa masuk 3 mw. Itu sampai jam 17.30,” kata Ari seperti dilansir laman setkab, Jakarta, Jumat (13/3/2020).

“Kontrak jual beli listrik berlangsung selama 20 tahun dengan skema Built, Own, Operate, Transfer (BOOT),” ungkap Ari.

Dengan jumlah kapasitas terpasang tersebut, Ari menilai PLTS Likupang menjadi PLTS terbesar di Indonesia hingga saat ini dan sebagai penopang sistem kelistrikan jaringan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sulutgo (Sulawesi Utara-Gorontalo) sebesar 15 MWp.

"Ini merupakan (PLTS) terbesar di Indonesia sebelum adanya PLTS Terapung di Cirata nanti," jelas Ari.

Ari menjelaskan kemampuan konversi dari tegangan 800 Volt DC ke 380 Volt AC mengakibatkan adanya losses (susut) sebanyak 6 MW. Setelah itu, sistem produksi listrik PLTS Likupang langsung terhubungan secara online dengan jaringan listrik milik PLN. “Pembangkit ini online grid, setiap kWh kita produksi, kita langsung kirim ke PLN secara online tanpa (storage) baterai,” kata Ari.

Dia memastikan, meskipun tidak sepanjang hari listrik dihasilkan, tapi dari sisi harga jauh di bawah harga listrik yang menggunakan BBM atau Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD). “Yang jelas di bawah harga PLTD, jauh lebih murah,” tegasnya.

Selama puncak kegiatan konstruksi, PLTS Likupang mampu menyerap hingga 900 pekerja lokal. Sementara, saat beroperasi, 80% pekerjanya merupakan masyarakat sekitar. Selama beroperasi, pembangkit ini mampu melistriki hingga 15.000 rumah tangga serta mengurangi efek gas rumah kaca hingga 20,01 kilo ton.

Halaman:
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement