JAKARTA - Amerika Serikat (AS) melakukan pencegahan penyebaran virus korona atau Coronavirus Disease 2019 (COVID-19), salah satunya mengkarantina uang dolar AS yang berasal dari China.
China, khususnya di Wuhan, Provinsi Hubei merupakan pusat wabah virus korona yang kini menyebar di 118 negara.
Berikut fakta-faktanya seperti dirangkum Okezone, Jakarta, Sabtu (14/3/2020):
1. Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Karantina Dolar
Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menerapkan tindakan pencegahan ekstra terhadap uang kertas yang masuk ke Amerika Serikat imbas penyebaran virus korona Covid-19. Uang kertas dolar Amerika yang datang dari China akan dikarantina akibat epidemi virus corona.
2. Ditahan hingga 10 Hari
Juru bicara Bank Sentral AS mengatakan, prosedur baru itu mengharuskan periode penahanan yang lebih lama sehingga uang yang datang dari China atau daerah mana saja di Asia akan ditahan setidaknya selama tujuh hingga 10 hari sebelum setoran diproses.
Mekanisme penanganan uang tunai itu mulai berlaku 21 Februari 2020.
3. Prosedur Tambahan
Jika virus menyebar terus dan otorita kesehatan AS atau Departemen Luar Negeri mengidentifikasi negara-negara berisiko tertentu lainnya, Bank Sentral siap untuk menerapkan prosedur tambahan.
“Jangan takut: kekurangan uang tunai tidak mungkin terjadi karena Bank Sentral selalu punya cadangan darurat mata uang baru yang dapat diedarkan ke publik jika diperlukan," kata juru bicara Bank Sentral AS.
4. China Bakal Musnahkan Uang Kertas Terindikasi Virus Korona
Bank sentral China mengumumkan akan segera menghancurkan uang tunai yang diduga menjadi potensi penyebaran virus korona. Uang tunai ini akan dikumpulkan dari rumah sakit, bus, dan pasar di daerah sebagai langkah minimalisir penularan wabah.
People's Bank of China memerintahkan semua mata uang kertas dengan eksposur yang tinggi terhadap wabah untuk didesinfeksi atau bahkan dihancurkan. Bank-bank komersial diminta untuk mengumpulkan uang kertas dari area yang terinfeksi kemudian membersihkan dan menyerahkannya ke bank central.
(Dani Jumadil Akhir)