JAKARTA - Investor kini dibayangi oleh rasa was-was melihat pergerakan pasar finansial. Ancaman penyebaran virus corona membuat pasar modal di seluruh kawasan meradang, tak terkecuali di Indonesia.
Di tengah pandemi covid-19, dalam kondisi pasar dengan tingkat volatilitas yang sangat tinggi, tentu investor khawatir, bingung, dan panik tidak tahu apa yang harus dilakukan pada portofolio investasinya.
Baca juga: Covid-19, Investasi di Riset dan Litbang Jadi Primadona
Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Freddy Tedja memaparkan, semua produk investasi tentunya memiliki risiko, walau sekecil apa pun. Profil risiko akan menentukan batas risiko atau tingkat kesiapan seorang investor dalam menanggung tingkat volatilitas.
"Baik penurunan ataupun kenaikan, di berbagai instrumen investasi yang dimilikinya," kata dia dalam keterangan tertulisnya.
Dengan mengetahui profil risiko, investor bisa menentukan kelas aset mana yang paling sesuai. Reksa dana merupakan instrumen investasi yang cocok bagi banyak kalangan karena memiliki banyak ragam dengan tingkat risiko yang berbeda-beda, sehingga dapat disesuaikan dengan beragam profil dan kebutuhan investor.
Baca juga: Duet Erick Thohir-Bahlil Percepat Investasi BUMN di Tengah Virus Corona
Investor yang tidak suka dengan volatilitas berlebihan dan merasa cukup nyaman dengan potensi imbal hasil investasi yang tidak terlalu tinggi biasanya akan jatuh pada profil risiko konservatif.
Profil risiko konservatif bisa juga terjadi karena kebutuhan investasi jangka pendek. Sebaliknya, investor yang tidak takut dengan volatilitas dan ingin mengejar potensi imbal hasil yang tinggi – terutama karena jangka waktu investasinya panjang – biasanya akan jatuh pada profil agresif. Jika investor cenderung berada ‘di tengah-tengah’, profil risikonya adalah moderat.
Secara umum, reksa dana pasar uang cocok untuk profil risiko konservatif, reksa dana pendapatan tetap untuk profil risiko moderat, dan reksa dana saham untuk profil risiko agresif.
Baca juga: Posisi Investasi Internasional Indonesia Tembus USD338 Miliar
"Namun tentu saja bauran dari tingkat keberanian investor menghadapi volatilitas, target imbal hasil yang diinginkan dan jangka waktu investasi akan sangat beragam," kata dia.
Bisa saja investor dengan profil risiko konservatif tetap mengalokasikan sedikit dananya di reksa dana saham, atau investor berprofil risiko agresif punya sedikit kebutuhan jangka pendek dapat dipenuhi oleh reksa dana pasar uang.
Profil risiko dan kebutuhan investasi setiap orang berbeda, dan menentukan portofolio investasi hanya dengan ikut-ikutan pilihan kebanyakan orang lain adalah tidak tepat.
"Jadi, di saat orang lain panik saat ini, mungkin saja sebenarnya kita tidak perlu ikut-ikutan panik! Ingat, kebutuhan investasi dan portofolio investasi anda tidak sama dengan orang lain," jelas dia.
(Fakhri Rezy)