JAKARTA - Komisaris Badan Pangan dan Obat Amerika mengatakan berbagai model proyeksi menunjukkan Amerika mendekati puncak wabah virus corona, sementara peraturan jaga jarak sosial federal akan berakhir pada akhir bulan ini. Tetapi, terlalu dini untuk memperkirakan kapan pastinya ekonomi akan bangkit lagi.
Kapankah kehidupan akan kembali normal di Amerika? Masih belum jelas. Presiden Amerika Donald Trump mengatakan, "Kami berharap bisa mengetahui tanggal tertentu. Tetapi kami tidak akan melakukan apa-apa sampai kami tahu bahwa negara ini akan sehat."
Baca Juga: Ekonomi Amerika Latin Diprediksi Anjlok hingga 5%
Kalaupun bisnis kembali beroperasi, pejabat-pejabat Gedung Putih memperkirakan akan ada lagi kasus baru virus corona. Tanggapan atas itu akan mencakup tes diagnostik dan tes baru antibodi untuk mengetahui apakah orang yang pernah tertular, memiliki kekebalan tubuh atas virus tersebut.
Presiden Trump menyatakan tidak perlu tes massal di seluruh negeri, tetapi lebih strategis dalam menentukan siapa yang dites dan berfokus pada lokasi yang paling parah terimbas wabah.
Komisaris Badan Pangan dan Obat Amerika Stephen Hahn mengatakan beberapa faktor harus dipertimbangkan.
“Termasuk karakteristik penyerta orang itu, misalnya, apakah mereka lebih rentan terhadap gejala COVID-19 yang lebih serius, di mana mereka tinggal, berapa prevalensi penyakit di daerah itu dan apakah mereka telah didiagnosis positif sebelumnya atau tidak," katanya seperti dikutip VOA Indonesia, Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Baca Juga: Jika Berhasil Atasi Virus Corona, Trump Yakin Ekonomi Amerika Akan Meroket
Salah satu faktor adalah statistik yang menunjukkan bahwa virus corona secara tidak proporsional menulari komunitas kulit hitam dan Latin sehingga, Surgeon General, ketua korps tenaga medis militer Amerika, Laksamana Muda Jerome Adams berpesan, "Kami ingin kalian memahami, terutama komunitas kulit berwarna, kami ingin kalian bergerak dan membantu menghentikan penyebaran ini supaya kita bisa melindungi mereka yang paling rentan."