JAKARTA - Perekonomian Amerika anjlok 4,8% di kuartal I-2020. Hal ini imbas adanya virus corona atau Covid-19 yang telah membekukan sebagian besar industri di Amerika Serikat.
Mengutip VoA Indonesia, Jakarta, Kamis (30/4/2020), seperti diketahui, kuartal I-2019 ekonomi AS masih mengalami kenaikan 3,1%. Anjloknya perekonomian pada kuartal pertama itu adalah yang terbesar sejak krisis ekonomi tahun 2007-2008.
Baca juga: Imbas Pandemi Covid-19, Defisit Anggaran AS Membengkak USD1 Triliun
Pandemi Covid-19 telah memaksa penutupan pabrik-pabrik besar yang punya ribuan pekerja, kantor-kantor dan bisnis eceran kecil di banyak kota besar dan kecil.
Tapi dampak ekonomi yang sesungguhnya baru akan diketahui tiga bulan lagi, ketika angka-angka statisitik kuartal kedua diumumkan, karena akibat pengangguran buruh dan pegawai baru terjadi bulan April ini. Sedikitnya 26 juta pekerja Amerika telah kehilangan pekerjaan dan kini mereka sedang antri minta tunjangan pengangguran dari pemerintah.
Menteri Perdagangan Wilbur Ross mengatakan laporan tentang produk kotor nasional Amerika menunjukkan adanya kelemahan dalam perekonomian, ”tapi masih sesuai dengan perkiraan,” karena adanya pandemi virus corona itu.
Baca juga: AS Cabut Hak Perdagangan Bebas Thailand Senilai USD1,3 Miliar
Ross menambahkan, bantuan keuangan besar-besaran yang dikeluarkan pemerintah dengan persetujuan Kongres dan Presiden Donald Trump telah membentuk “dasar-dasar kuat bagi pulihnya perekonomian dengan cepat dan kuat.”
“Apabila (pandemi ini) telah berakhir nanti, Amerika akan menjadi negara yang lebih kuat dan lebih sehat,” tambahnya.
Pakar-pakar ekonomi memperkirakan, penurunan perekonomian pada kuartal kedua nanti mungkin akan mencapai 30 persen.
Bank Sentral Amerika yang telah memangkas tingkat sukubunga sampai hamper nol persen, mengadakan pertemuan di Washington hari Rabu untuk membahas masalah ekonomi ini.
(Fakhri Rezy)