JAKARTA - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengaku kesulitan karena pandemi covid-19 mengacaukan perekonomian negara. Kantor Anggaran Kongres Amerika mengatakan kesulitan ekonomi akibat virus corona di Amerika akan berlangsung hingga tahun depan.
Badan non-partisan itu mengatakan defisit anggaran Amerika akan membengkak dari USD1 triliun menjadi USD3,7 triliun tahun ini, dan mengatakan tingkat pengangguran akan naik dari 3,5% menjadi 16% pada September mendatang. Diperkirakan setelah September angka pengangguran akan turun, tetapi tetap dalam dua digit hingga tahun 2021.
Baca juga: Ekonomi AS Tak Akan Pulih Sebelum Covid-19 Terkendali
Laporan itu memberi tekanan pada pemerintah Amerika ketika berupaya menyeimbangkan keprihatinan atas defisit anggaran federal yang terus meningkat dengan disetujuinya anggaran stimulus untuk mengatasi dampak ekonomi akibat pandemi ini.
Presiden Donald Trump menandatangani paket bantuan bernilai USD484 miliar untuk memperluas dukungan tambahan bagi pinjaman usaha kecil dan sekaligus membantu rumah-rumah sakit memperluas pengujian Covid-19. Anggaran itu adalah bagian dari lebih USD3 triliun yang dikeluarkan pemerintah Amerika untuk mendorong perekonomian.
Baca juga: Imbas Covid-19, Pasokan Pangan di AS Tersendat
Kelompok negara-negara G20, Jumat pagi, menyerukan pada seluruh negara, organisasi internasional, sektor swasta, institusi filantropi dan individu-individu untuk berkontribusi dalam upaya bersama memberantas Covid-19, dan menetapkan target hingga USD8 miliar.
Sebuah forum internasional bagi pemerintah dan pemimpin bank sentral dari 19 negara dan Uni Eropa, hari Jum'at, mengatakan G20 sudah mengumpulkan USD1,9 miliar. Arab Saudi, yang saat ini menjabat sebagai presiden G20, menyumbang USD500 juta. Para peneliti di lab penelitian Universitas Kopenhagen di Kopenhagen, Denmark, berupaya menemukan vaksin untuk melawan virus COVID-19, 23 Maret 2020.