Dia menjelaskan penerimaan PNBP pada sektor migas ini, sangat bergantung pada harga minyak atau Indonesian Crude Price (ICP) dan sangat tergantung nilai tukar mata uang Indonesia terhadap dolar Amerika Serikat (USD).
"Hal ini sangat sensitif target migas dengan dua faktor itu. Apabila lemah Rupiahnya maka pendapatannya juga turun," ungkap dia.
Baca Juga: Sudah Turunkan 2 Kali, Menteri ESDM: Harga BBM RI Salah Satu Termurah di ASEAN
Kemudian, lanjut dia, setiap pelemahan USD1 terhadap Rupiah maka negara kehilangan pendapatan sekitar Rp3,5 triliun. Sedangkan perubahan nilai tukar setiap Rp100 akan berdampak sekitar Rp0,7 triliun kepada penerimaan negara.
"Jadi USD1 itu berdampak pada PNBP sekitar Rp3,5 triliun. Kemudian perubahan kurs Rp100 bisa memberi dampak sekitar Rp0,7 triliun ke penerimaan negara," tandas dia.
(Dani Jumadil Akhir)