Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Inflasi Mei Diprediksi 0,08%

Taufik Fajar , Jurnalis-Selasa, 02 Juni 2020 |09:32 WIB
Inflasi Mei Diprediksi 0,08%
Inflasi (Foto: Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan Mei 2020 diperkirakan mengalami inflasi sebesar 0,03% (month to month/mtm). Lebih rendah dari tingkat inflasi di bulan sebelumnya yang sebesar 0,08% mtm.

Inflasi bulanan tersebut lebih rendah dari rata-rata inflasi bulanan pada bulan Ramadhan dan Idul Fitri dalam 2 tahun terakhir (2018-2019) yang tercatat sekitar 0,58%.

Baca juga: BI Prediksi Inflasi Bulan Ramadhan 2020 Sangat Rendah di 0,09%

"Adapun inflasi tahunan per bulan Mei diperkirakan mencapai 2,15% year on year (yoy), dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,67% yoy," Ekonom Bank Pertama Josua Pardede kepada Okezone, Jakarta, Selasa (2/6/2020).

Rendahnya inflasi pada bulan Mei didorong oleh potensi deflasi kelompok harga bergejolak terindikasi dari penurunan harga sebagian besar komoditas pangan seperti, beras -0,2% Month on Month/MoM), telur ayam -5,5% MoM, bawang putih -14,7%MoM, cabai merah -5,7%MoM, cabai rawit -16,0%MoM, minyak goreng -0,5% MoM dan gula pasir -4,0%MoM.

 Baca juga: Inflasi April 0,08%, Gubernur BI: Permintaan Melemah

"Sementara beberapa harga komoditas pangan yang cenderung naik antara lain, daging ayam 14,5% MoM, daging sapi 0,9%MoM, bawang merah 22,8% MoM," ungkap dia.

Kemudian lanjut dia, tren penurunan sebagian harga komoditas pangan tersebut menunjukkan koordinasi pengendalian inflasi di tingkat nasional dan daerah cenderung baik di tengah pandemi Covid-19 ini.

"Inflasi inti cenderung menurun menjadi 2,69% dari bulan sebelumnya yang tercatat 2,85% YoY, dipengaruhi oleh inflasi sisi permintaan yang cenderung rendah, serta penurunan harga emas perhiasan sepanjang bulan Mei sebesar -2,13% MoM," jelas dia.

Inflasi sisi permintaan yang rendah tersebut juga dipengaruhi oleh lemahnya daya beli masyarakat 2-3 bulan terakhir mengingat aktivitas sisi produksi yang terganggu akibat kebijakan PSBB di berbagai daerah dalam rangka menekan laju penyebaran Covid-19 di Indonesia.

"Selain itu, rendahnya inflasi Lebaran pada tahun ini juga dipengaruhi oleh kebijakan pelarangan mudik yang berpotensi mendorong deflasi pada inflasi kelompok transportasi," tandas dia.

(Kurniasih Miftakhul Jannah)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement