JAKARTA - Industri makanan dan minuman terkena dampak dari wabah virus Corona atau Covid-19. Pasalnya, penjualan industri makanan dan minuman mengalami penurunan.
Menurut Ketua Umum Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Indonesia (Gapmmi) Adhi S Lukman, penjualan menurun drastis akibat sektor distribusi yang terhalang. Hal ini disebabkan banyak toko, ritel, dan pasar yang ditutup. Sehingga ini juga menutup distribusi dari pabrik.
 Baca juga: Industri Makanan dan Minuman Diramal Tumbuh hingga 5%
"Kami berusaha menghidupkan pemasaran secara online," ujar dia pada acara IDX Channel di Jakarta, Rabu (3/6/2020).
Kemudian, lanjut dia selain marketplace, banyak perusahaan-perusahaan anggota Gapmmi yang membuat virtual shop sendiri. Inisiatif ini untuk mengantisipasi putusnya rantai pasokan industri ke rumah tangga.
 Baca juga: 1,3 Miliar Ton Makanan Terbuang Setiap Tahunnya di Indonesia
"Tapi meski pemasaran online ini membantu, tidak serta meningkatkan penjualan secara drastis. Apabila distributor hidup, maka rantai pasok dan ekosistem ekonomi akan hidup kembali," ungkap dia.
Kementerian Perindustrian (Kemenperin) berkoordinasi dengan Gabungan Pengusaha Makan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI) untuk memastikan stabilitas harga produk di pasaran jelang Lebaran.
“GAPMMI menyampaikan komitmen untuk menjaga stabilitas harga produk makanan dan minuman. Komitmen ini akan terus kami pantau,” kata Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Abdul Rochim seperti dilansir situs resmi Kemenperin. (rzy)
Follow Berita Okezone di Google News
(rzy)