Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Diprediksi Minus 3,4% di Kuartal II, Ekonomi RI Masih Punya Peluang

Taufik Fajar , Jurnalis-Rabu, 17 Juni 2020 |19:31 WIB
Diprediksi Minus 3,4% di Kuartal II, Ekonomi RI Masih Punya Peluang
Ekonomi RI (Shutterstock)
A
A
A

JAKARTA - Kementerian Keuangan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mengalami kontraksi di Kuartal II-2020. Bahkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia di Kuartal II-2020 berada di angka -3,1%.

Menurut Kepala ekonom PT Bank Mandiri Tbk Andry Asmoro kuartal II ini memang menjadi periode dengan pertumbuhan ekonomi terburuk di tahun 2020. Pihaknya memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2020 -3,4%.

 Baca juga: 9 Sektor Dibuka untuk Gerakkan Ekonomi, Sudah Tepat?

"Jadi dari perkembangan terkini memang kita menghadapi sekarang. Seperti dikatakan Bu Sri Mulyani juga, ekspektasi kita sama yaitu kuartal II adalah kuartal yang relatif paling dalam menurut kami. Jadi apabila pemerintah memprediksi minus 3,1%, kami sudah sejak 1 bulan lalu membuat forecast bahwa di kuartal II akan terkoreksi minus 3,4%," ujar dia pada telekonfrensi, Jakarta, Rabu (17/6/2020).

Dia menjelaskan, perekonomian Indonesia masih punya peluang untuk pulih kembali di kuartal IV-2020. Akan tetapi, hal ini bisa terwujud jika tak ada gelombang kedua (second wave) pandemi virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.

"Dan juga dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di berbagai wilayah," ungkap dia.

 Baca juga: Pulihkan Ekonomi, Jokowi Tak Main-Main dengan Anggaran Covid-19 Rp677 Triliun

Maka itu, lanjut dia penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 di periode new normal ini menjadi kunci utama. Bahkan Indonesia punya peluang besar tak mendapatkan gelombang kedua seperti yang terjadi di Selandia Baru dan China.

"Apabila kita lihat di Selandia Baru setelah sudah bersih, dinyatakan zero crisis, muncul lagi 1-2 pasien kena Covid-19. Lalu di China saat ini dikhawatirkan adalah di Beijing setelah Wuhan," tandas dia.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, kontraksi ini terjadi akibat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di sejumlah daerah. Apalagi penerapan PSBB ini terjadi di daerah yang menjadi penyokong ekonomi nasional.

"Karena full PSBB diberlakukan di berbagai tempat yang punya kontribusi ekonomi nasional besar seperti DKI Jakarta , Bodetabek, Jawa Timur, dan Jawa Barat. Ini pasti pengaruhi kinerja ekonomi pada kuartal II-2020 yang kita perkirakan di negatif teritori -3,1%," ujarnya dalam telekonferensi APBN KiTA.

(Fakhri Rezy)

Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita finance lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement